Minggu, 7 Juli 2024

Mengenal 6 Pahlawan yang Berjasa di Dunia Pendidikan Indonesia

Selasa, 2 Mei 2023 14:38

POTRET - Tokoh penting hari pendidikan dan perjuangannya yang patut untuk diteladani, salah satunya Ki Hajar Dewantara (Dok. Kedaulatan Rakyat/commons.wikimedia.org)

IDENESIA.CO - Sebagai bentuk tanda jasa atas perjuangan Ki Hajar Dewantara bagi pendidikan di Indonesia, maka hari lahir beliau pada tanggal 2 mei diperingati sebagai Hari Pendidikan Nasional atau Hardiknas setiap tahunnya. 

Selain Ki Hajar Dewantara terdapat juga nama-nama lainnya yang menjadi tokoh penting berkaitan dengan pendidikan.

Berikut sejumlah nama tokoh-tokoh tersebut, dihimpun dari laman Direktorat Sekolah Menengah Pertama Kemdikbud dan sumber lainnya.

1. Soetomo

Soetomo terlahir dengan nama asli Soebroto, pada 30 Juli 1888 di desa Ngepeh, Jawa Timur. Ia bersekolah di School tot Opleding van Indische Artsen (STOVIA) yakni sebuah sekolah pendidikan dokter Hindia.

Pada 20 Mei 1908, Soetomo mendirikan organisasi Boedi Oetomo.

Tirto Koesumo terpilih menjadi ketua Boedi Oetomo yang pertama berdasarkan hasil kongres pertama Boedi Oetomo yang dilaksanakan pada 3-5 Oktober 1908.

Selain Soetomo, di Boedi Oetomo juga bergabung Suewardi Soerjaningrat, Saleh, Gumbreg, dan lain-lain yang turut membantu Goenawan dan Soeradji.

2. Hasyim Asy'ari

Hasyim Asy'ari lahir pada 10 April 1875, di Desa Gedang, Kecamatan Diwek, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Beliau merupakan pendiri Nahdhatul Ulama, organisasi massa Islam terbesar di Indonesia serta putra dari Kyai Asy'ari.

Sementara ibunda beliau bernama Halimah, memiliki silsilah keturunan dari Raja Brawijaya VI, yang dikenal dengan Lembung Peteng.

Hasyim Asy'ari juga mendirikan pondok pesantren di Tebu Ireng yang menjadi pesantren terbesar dan terpenting di tanah Jawa pada abad ke-20.

Pesantren Tebuireng menjadi pusat pembaruan bagi pengajaran Islam Tradisional di tahun 1900-an.

Dalam pesantren tersebut bukan hanya ilmu agama yang diajarkan, tetapi juga pengetahuan umum ikut mengiringi pengajaran agama Islam.

Para santri belajar membaca huruf latin, menulis dan membaca buku-buku yang berisi pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.

Itulah enam tokoh penting hari pendidikan. Selamat Hari Pendidikan Nasional!

3. Ki Hajar Dewantara

Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889. Ia adalah anak dari GPH Soerjaningrat, yang merupakan cucu dari Pakualam III.

Ki Hajar Dewantara dikenal berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu. Pasalnya, bangku pendidikan kala itu hanya bagi anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya.

Kritiknya terhadap pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda. Saat kembali ke Indonesia, ia mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa.

Atas jasanya, namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan Rp20 ribu tahun emisi 1998.

Nama Ki Hajar Dewantara juga dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).

4. RA. Kartini

Raden Adjeng Kartini Djojo Adhiningrat atau RA Kartini lahir di Jepara, pada 21 April 1879. Ia berasal dari keluarga bangsawan, ayahnya RM Sosroningrat adalah guru agama di Kota Jepara.

Berasal dari keluarga bangsawan membuatnya memperoleh pendidikan di sekolah bernama ELS (Europa Lagre School) setingkat SD, sampai usia 12 tahun.

Kartini dikenal sebagai pejuang emansipasi di Indonesia yang memperjuangkan hak-hak wanita.

Ia berhasil mengantarkan wanita Indonesia menjadi lebih berperan, khususnya dalam hal pemerataan pendidikan.

5. Ahmad Dahlan

Ahmad Dahlan lahir di Yogyakarta, 1 Agustus 1868. Ia adalah putera keempat dari tujuh bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar.

Sementara ibu dari Ahmad Dahlan adalah puteri dari H. Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat pada masa itu.

Kyai Haji Ahmad Dahlan adalah pendiri organisasi Muhammadiyah. Organisasi ini hadir untuk menciptakan pembaharuan Islam di bidang pendidikan.

Ia merasa kurang setuju dengan sistem pendidikan kolonialisme yang menuju ke arah sekularisme.

6. Dewi Sartika

Raden Dewi Sartika dilahirkan di Bandung, 4 Desember 1884. Ayahnya adalah Raden Somanagara seorang patih yang berkedudukan di Bandung, sedangkan ibunya bernama Raden Ayu Radjapermas.

Suasana Kota Bandung saat Raden Dewi Sartika lahir dan dibesarkan masih feudal-kolonial. Dewi Sartika mulai membuka Sekolah Istri, yakni sekolah perempuan pertama di Priangan (Bandung), bahkan yang pertama di Indonesia.

Sekolah tersebut mengambil tempat di ruangan persidangan kabupaten sebelah barat.

Pada tahun 1905, karena kekurangan ruangan maka Sakola Istri dipindahkan ke suatu tempat di luar halaman kabupaten, yakni di jalan yang kemudian bernama Djalan Raden Dewi.

(Redaksi)

 

Tag berita:
IDEhabitat