Di kalangan masyarakat Tionghoa sendiri, Festival Kue Bulan dianggap sebagai simbol perayaan syukur dengan menikmati bulan purnama. Mengutip dari Britannica, Kue Bulan biasa disantap saat Festival Kue Bulan sembari menatap bulan panen purnama.
Secara tradisional, Kue Bulan memiliki bentuk yang bulat atau persegi. Kue tipis yang agak manis ini dibentuk di sekeliling isian yang umumnya terbuat dari pasta biji teratai. Pada titik tertentu, kuning telur asin utuh turut ditambahkan untuk melambangkan bulan.
Mengutip dari China Highlights, Festival Kue Bulan memiliki sejarah lebih dari 3.000 tahun. Festival ini berasal dari kebiasaan para kaisar Tiongkok yang menyembah bulan pada masa Dinasti Zhou. Festival ini pertama kali muncul sebagai festival pada masa Dinasti Song.
Menurut garis waktunya, Festival Kue Bulan bermula dari Dinasti Zhou pada tahun 1045-221 SM (sebelum Masehi). Lalu menjadi populer pada masa Dinasti Tang sekitar tahun 618 - 907 Masehi. Selama periode tahun 960-1279 Masehi, perayaan ini barulah menjadi sebuah festival pada masa Dinasti Song.
Festival Kue Bulan yang dimakan mulai berlangsung pada masa Dinasti Yuan sekitar periode tahun 1279-1368 Masehi. Selanjutnya, popularitas Festival Kue Bulan semakin memuncak pada masa Dinasti Ming dan Qing, yaitu pada periode 1368-1912 Masehi. Dan menjadi Hari Libur Nasional sejak tahun 2008.
(Redaksi)