Selain memperkuat kolaborasi, Kemenparekraf juga melakukan sejumlah upaya agar sektor pariwisata bisa terhubung dengan sektor kesehatan. Di antaranya, menyusun Rencana Aksi Nasional (RAN) Wisata Medis dan Wisata Kebugaran Indonesia, mendukung dan mendorong rumah sakit maupun klinik yang secara eksisting telah ada di Bali untuk bisa mendapatkan SK Menkes sebagai fasilitas layanan kesehatan wisata medis, mendukung program KemenBUMN yang saat ini tengah mengembangkan KEK Kesehatan di Sanur, serta sebagai quick win pemerintah daerah masing-masing untuk dapat membentuk badan entitas kolaboratif yang berfungsi untuk mengoordinasi, mengadvokasi, dan mengeksekusi kebijakan dan program-program yang dibutuhkan dalam rangka pengembangan wisata kesehatan di wilayahnya.
Di KEK Sanur akan ada beberapa fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit yang akan dikembangkan. Tentunya bekerja sama dengan institusi-institusi ternama dari beberapa negara yang sudah maju di bidang kesehatan. Salah satunya adalah Mayo Clinic dan Johns Hopkins University.
“Ini kita harapkan akan mampu untuk menampung lebih banyak peluang, bukan hanya bagi warga negara Indonesia untuk mendapatkan layanan kesehatan yang prima, tapi juga untuk turis dari mancanegara untuk berkunjung ke Bali. Jadi wisatawan bukan hanya menikmati keindahan alam dan budaya, tapi juga merasakan suatu pelayanan kesehatan yang mumpuni,” kata Sandiaga.
Menteri Kesehatan juga memiliki terobosan, seperti mengajak diaspora-diaspora Indonesia, khususnya dokter yang berasal dari Indonesia tapi berpraktik di luar negeri dan tentunya yang memiliki keilmuan yang tinggi, agar bisa kembali ke Indonesia memberikan kontribusi kepada pariwisata berbasis kesehatan di Indonesia. Wakil Menteri Kesehatan dokter Dante Saksono pernah mengungkapkan bahwa hampir 1 juta orang Indonesia berobat ke luar negeri dengan total biaya yang dikeluarkan mencapai 1,1 miliar dolar.
"Ada sekitar 600.000 sampai 1 juta orang yang berobat ke luar negeri untuk mendapatkan fasilitas layanan kesehatan. Biaya yang keluar dari pelayanan kesehatan ke luar negeri tersebut berkisar antara 1 sampai 1,1 miliar dolar, ini bukan jumlah yang sedikit," kata dokter Dante, di Jakarta, pada Juli 2022.
(Redaksi)