IDENESIA.CO - Agribisnis sapi perah di Jawa Timur terus berkembang berawal dari usaha keluarga sejak zaman kolonial, ketika sapi perah jenis Friesian Holstein (FH) diimpor dari Belanda dan berkembang menjadi usaha swasta skala menengah, meskipun hanya terdapat di beberapa wilayah tertentu.
Provinsi Jawa Timur menjadi produsen susu sapi terbesar di Indonesia, dan telah berkontribusi signifikan terhadap industri susu sapi nasional.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), provinsi Jawa Timur mencatat produksi susu sapi tahunan sebesar 456,34 ribu ton pada 2021. Angka tersebut memperkuat posisinya sebagai produsen susu sapi terbesar secara nasional.
Selama lebih dari 50 tahun berdiri di Indonesia, Nestle Indonesia, salah satu produsen makanan dan minuman ikut menunjukkan komitmennya terhadap pertanian berkelanjutan dan pemberdayaan masyarakat di Indonesia. Salah satunya ialah inisiatif untuk pemberdayaan peternakan sapi perah masyarakat di Jawa Timur.
Hal ini diklaim dilakukan selain upaya pemenuhan kebutuhan pasokan susu segar untuk kegiatan operasional pabrik, tetapi juga sebagai kontribusi untuk membantu pengembangan komunitas peternakan sapi perah rakyat di sekitar wilayah operasional Nestlé untuk lebih tangguh dan makmur.
“Sejalan dengan cara berbisnis yang kami usung yaitu Creating Shared Value, PT Nestle Indonesia bermitra dengan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur sebagai wujud komitmen untuk meningkatkan kesejahteraan hidup mereka, serta mendukung peningkatan perekonomian di daerah. Saat ini, kami turut mendorong mereka untuk mengimplementasikan praktik pertanian berkelanjutan sebagai bagian untuk melestarikan sumber daya bagi generasi mendatang,” kata Syahrudi, Head of Sustainable Agri PT Nestle Indonesia.
Mundur ke belakang, hubungan Nestle Indonesia dengan komunitas peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur telah berlangsung selama hampir lima dekade, dengan kemitraan pertama terjalin pada 1975. Pada tahun tersebut, Nestle Indonesia memulai kemitraan dengan Koperasi Susu SAE Pujon, Malang dengan membeli 160 liter susu segar untuk dipergunakan bahan baku pabrik pertama Nestle yang berada di Waru, Jawa Timur.
Dalam perjalanannya Nestle Indonesia mengklaim telah bekerja sama dengan 31 koperasi di Jawa Timur. Yang mana saat ini, sudah beranggotakan lebih dari 15.000 peternak sapi perah rakyat.
Nestle Indonesia juga menyadari perlunya lebih banyak dukungan untuk meningkatkan peternakan sapi perah rakyat di Jawa Timur. Untuk itu, pada 1985, perusahaan membentuk AgriService, tim khusus yang bertugas mendampingi para peternak untuk membantu mereka meningkatkan produktivitas dan kualitas susu segar mereka.
Hal ini disebut menandai perubahan signifikan menuju pendekatan yang lebih kolaboratif, di mana Nestlé secara aktif terlibat dengan komunitas peternak untuk mengatasi kebutuhan dan tantangan spesifik mereka. Pada 1988, Nestle Kndonesia membangun pabrik baru di Kejayan, Pasuruan, Jawa Timur. Untuk itu, mitra koperasi susu segar mulai mengirimkan pasokan susu segar ke Pabrik Kejayan.
“Pabrik Kejayan diperuntukkan untuk menghasilkan beberapa produk-produk susu PT Nestlé Indonesia. Tentunya, kami memerlukan bahan baku susu segar yang kami perolah secara lokal dari mitra kami, para peternak sapi perah rakyat yang berada di Jawa Timur.” kata Imelda Mayasari, PT Nestle Indonesia Factory Manager Kejayan.
Dirinya melanjutkan, dengan menggunakan sumber daya lokal, kami dapat memastikan kualitas dan kesegaran tertinggi untuk produk kami sekaligus mendukung penghidupan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur. "Hal ini semakin memperkuat rantai pasokan dan memastikan aliran bahan baku berkualitas tinggi yang stabil.”
Dedikasi perusahaan dalam pemberdayaan peternakan sapi perah rakyat di Jawa Timur semakin berkembang dengan perubahan nama tim AgriService menjadi Milk Procurement and Dairy Development (MPDD) pada 2007. Berfokus pada wilayah unit khusus ini bekerja sama dengan koperasi dan peternak sapi perah rakyat, memberikan dukungan dan bimbingan secara komprehensif.
Sampai dengan saat ini, tim MPDD telah mendampingi lebih dari 27.000 peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur, dengan serangkaian program antara lain pelatihan praktik peternakan sapi perah yang baik dan berkelanjutan, pengoptimalan produktivitas dan kualitas, serta dorongan untuk menjalankan bisnis yang lebih ramah lingkungan.
Bantuan dan pelatihan ini sejalan dengan misi jangka panjang Nestle untuk mendukung dan mempercepat transisi menuju sistem pangan regeneratif, yang tidak hanya melindungi tetapi juga memulihkan lingkungan untuk generasi masa depan.
Dalam proses perjalanan pemberdayaan para peternak sapi perah rakyat di Jawa Timur, terdapat berbagai isu dan tantangan yang dihadapi. Pada awal 2022, muncul wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang turut menyerang hewan, termasuk sapi-sapi di Indonesia.
Nestle Indonesia mengambil langkah untuk mendukung pemerintah Jawa Timur menanggulangi penyebaran wabah tersebut, antara lain pengadaan program vaksinasi bagi mitra peternak sapi perah di Jawa Timur, sekaligus pendistribusian bantuan sebesar Rp 7,7 miliar kepada peternak sapi perah rakyat, termasuk 35 mitra koperasi, dalam bentuk obat-obatan, vitamin, disinfektan, dan pakan tambahan dari bulan Juni hingga September.
Sebagai upaya turut serta meningkatkan kualitas hidup dan berkontribusi untuk masa depan yang lebih sehat, Nestlé berkomitmen untuk mendukung pembangunan masyarakat yang sukses dan tangguh. Hal ini sejalan dengan tujuan pembangunan berkelanjutan Nestlé di tahun 2030 untuk senantiasa berupaya dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat pedesaan.
(Redaksi)