Kembali ke Prof Olivier Moltter, dalam bukunya berjudul Kemaharajaan Maritim Sriwijaya, menulis hubungan perdagangan melalui laut antara China ke Nusantara, juga China ke India dan Persia, pada abad ke-5 dan ke-7, terindikasi menggunakan jasa pengiriman barang oleh Bangsa Nusantara.
Goorge F. Huiraini, dalam bukunya berjudul: Arab Seafaring: Expended Edition, menulis orang-orang Arab sudah mengarungi lautan-lautan sekitar India sejak sebelum masehi.
Tetapi pelaut Arab itu terlambat jika dibanding lara pelayar Nusantara, yang memiliki kapal dan sistem navigasi yang amat baik.
Nusantara membangun Jalur Sutra Maritim juga diperkuat oleh, I.C. Glever dalam bukunya: Early Trade Between India and South-East Asian.
Glever menulis orang-orang Austronesia (cikal bakal penduduk Nusantara) sudah berlayar di Australia dan Samudera Hindia, bahkan sejak mereka belum bisa membaca dan menulis.
Dangan banyaknya sumber tulisan sejarah itu, barangkali benar adanya, Nusantara pernah memiliki teknologi kemaritiman yang masyur.
Bahkan tradisi itu masih bisa dilihat hingga saat ini. Jawa punya tradisi bahari dengan kapal megah Djong Jawa, Sulawesi tangguh di laut, Sumatera punya Sriwijaya dengan kehebatan armada lautnya yang sohor.
Masih jadi pertanyaan, kemana tradisi bahari orang Muara Kaman.
Belum terkuak?
Entahlah, masih jadi misteri apa penyebab budaya Hindu, tiba di Muara Kaman, lalu melahirkan Kerajaan Martapura, kerajaan tertua di Nusantara.
Masih perlu penelusuran lebih lanjut, agar kepingan fuzzel sejarah itu menyatu, dan menerangkan kepada kita, bahwa nenek moyang Nusantara memang sehebat itu. (Er Riyadi)
Baca News Series (1)