Minggu, 6 Oktober 2024

Asal-usul dan Sejarah

NEW SERIES (2) Membedah Misteri dan Kejanggalan Budaya Hindu India Masuk ke Nusantara Lewat Jalur Laut

Membaca dari Epik Ramayana & Megahnya Jalur Sutra Maritim Abad 2

Kamis, 7 April 2022 0:37

Membedah misteri dan kejanggalan budaya Hindu India masuk ke Nusantara lewat jalur laut. Membaca dari epik Ramayana dan megahnya jalur Sutra Maritim abad ke-2. (Redaksi)

IDENESIA.COTeori-teori alternatif juga disampaikan banyak sejarahwan terkait masuknya Hindu ke Nusantara.

Sudah begitu populer mungkin teori masuknya Hindu ke Nusantara karena dibawa oleh pelaut India (wiyasa atau brahmana).

Tapi sebagai bangsa berbentuk kepulauan, Nusantara telah akrab dengan teknologi maritim, bahkan sejak zaman kuno.

Kapal jadi alat transportasi utama oleh leluhur orang Nusantara.

Bahkan hingga kini, Indonesia dikenal sebagai Surga Bahari.

Bicara era lampau, para sejarahwan justru tidak menemukan adanya teknologi mumpuni India dan China, untuk bisa berlayar ke Nusantara.

Prof Olivier Moltter, dalam bukunya berjudul Kemaharajaan Maritim Sriwijaya, menyebut

India dan China memiliki sedikit tradisi tentang berlayar.

Menurut Mollter, saat itu kapal-kapal di China hanya digunakan untuk menelusuri pantai dan sungai.

"China baru bisa membuat kapal untuk mengarungi samudera sekitar adab ke-10, masa Dinasti Sung," tulis Mollter dalam bukunya.

Sedangkan India kuno saat itu merupakan kebudayaan darat.

Sebuah kultur budaya yang menghindari laut.

Laut dianggap wilayah yang kotor dan perlu dihindari.

Hal itu bisa dilihat dari, epik Ramayana yang termasyur.

Sri Rama kala menjemput istrinya (Dewi Shinta) yang diculik oleh Raja Rahwana di Alengka (para ilmuan meyakini Kerajaan Alenka terletak di Sri Lanka sekarang).

Saat itu, Sri Rama mesti membuat jembatan maha besar, demi pasukannya bisa menyebrang lautan menuju Alengka.

Kenapa Sri Rama dan pasukannya membuat jembatan, padahal dengan kesaktian titisan Wisnu, langit pun bisa dilompatinya.

Bicara budaya, lautan dianggap tempat berawmayam roh jahat dan iblis. Itulah yang mereka hindari.

Sebaliknya, puncak gunung dianggap singgasana para dewa.

"Mereka, budaya India, sudah sejak lama menuja gunung tempat bersemayamnya dewata," lanjut Mollter lagi.

Jika India dan China kuno tak akrab dengan perdagangan laut, lalu siapa yang membangun Jalur Sutra Maritim.

Jalur Sutra Maritim, pada abad ke-2 hingga abad ke-15, meliputi China, Asia Tenggara, India, Semenanjung Arab, Mesir, dan Eropa. (Kwa Chong Guan, The Maritime Slik Road: History of an Idea)

James Hornell, seorang Etnografer asal Inggris menduga, semangat bahari Nusantara yang membangun dan menghubungkan India dan China.

Menurut James, orang Nusantara sejak 500 tahun sebelum masehi, sudah berkeliaran dan membangun koloni di Sri Lanka.

Jejak mereka ditemukan dalam bentuk lukisan Kapal Bercadik.

Orang-orang Sri Langka kala itu menyebut orang Nusantara sebagai Suku Naga.

Kembali ke Prof Olivier Moltter, dalam bukunya berjudul Kemaharajaan Maritim Sriwijaya, menulis hubungan perdagangan melalui laut antara China ke Nusantara, juga China ke India dan Persia, pada abad ke-5 dan ke-7, terindikasi menggunakan jasa pengiriman barang oleh Bangsa Nusantara.

Goorge F. Huiraini, dalam bukunya berjudul: Arab Seafaring: Expended Edition, menulis orang-orang Arab sudah mengarungi lautan-lautan sekitar India sejak sebelum masehi.

Tetapi pelaut Arab itu terlambat jika dibanding lara pelayar Nusantara, yang memiliki kapal dan sistem navigasi yang amat baik.

Nusantara membangun Jalur Sutra Maritim juga diperkuat oleh, I.C. Glever dalam bukunya: Early Trade Between India and South-East Asian.

Glever menulis orang-orang Austronesia (cikal bakal penduduk Nusantara) sudah berlayar di Australia dan Samudera Hindia, bahkan sejak mereka belum bisa membaca dan menulis.

Dangan banyaknya sumber tulisan sejarah itu, barangkali benar adanya, Nusantara pernah memiliki teknologi kemaritiman yang masyur.

Bahkan tradisi itu masih bisa dilihat hingga saat ini. Jawa punya tradisi bahari dengan kapal megah Djong Jawa, Sulawesi tangguh di laut, Sumatera punya Sriwijaya dengan kehebatan armada lautnya yang sohor.

Masih jadi pertanyaan, kemana tradisi bahari orang Muara Kaman.

Belum terkuak?

Entahlah, masih jadi misteri apa penyebab budaya Hindu, tiba di Muara Kaman, lalu melahirkan Kerajaan Martapura, kerajaan tertua di Nusantara.

Masih perlu penelusuran lebih lanjut, agar kepingan fuzzel sejarah itu menyatu, dan menerangkan kepada kita, bahwa nenek moyang Nusantara memang sehebat itu. (Er Riyadi)

Baca News Series (1) 

https://idenesia.co/news/sejarah/all/2022/04/04/news-series-1-menelusuri-jejak-dan-teori-masuknya-hindu-ke-nusantara-kebetulan-atau-dirancang

Tag berita:
IDEhabitat