Jumat, 5 Juli 2024

PM Anwar Ibrahim Sebut Mendiang Ibunya Penggemar Karya-karya di Indonesia

Selasa, 10 Januari 2023 23:0

KONFERENSI - PM Malaysia Anwar Ibrahim (kiri) membagikan pandangan dan pengalaman hidupnya terkait kepemimpinan di CT Corp Leadership Forum, Senin (9/1). / Foto: CNN Indonesia/Adi Ibrahim

IDENESIA.CO - Perdana Menteri (PM) Malaysia Anwar Ibrahim mengungkapkan cintanya pada para sastrawan dan founding father Indonesia. Mulai dari karya sastra hingga pemikirannya.Kekaguman Anwar Ibrahim ini diungkapkannya dalam CT Corp Leadership Forum, di Menara Bank Mega, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2023) dalam YouTube CNBC Indonesia yang ditengok, Selasa (10/1/2023)

"Indonesia luar biasa, saya agak sentimental bicara Indonesia. Karena almarhumah ibu saya tu penggemar karya-karya di Indonesia, semua karya, Sutan Takdir Alisjahbana, Armijn Pane, HAMKA tentunya, tasawuf modern, falsafah hidup, bukan cuma dibaca, dikhatamnya, kemudian saya dibesarkan sehingga ramai yang anggap saya ini pernah studi di Indonesia, padahal ndak pernah-ndak pernah," kata Anwar Ibrahim.

Menurutnya walaupun sebagian mereka mengkritisi Indonesia, Tapi mereka merupaka tokoh-tokoh besar yang lahir di Indonesia. 

"Walaupun kita bila baca Mochtar Lubis, menghujat budaya korupsi dan lemahnya sifat orang Indonesia terutama karena sistem penguasaan Orde Baru dulunya, atau tentang puisi Taufiq Ismail, 'Malu Aku Jadi Orang Indonesia'. Tapi kalau satu spek orang seni mencurahkan rasa gelisah hati mereka, Indonesia telah melahirkan tokoh-tokoh besar yang tidak ada tandingannya di rantau kita," ucap Anwar.

Dari bidang politik dan kebangsaan, Anwar mengungkapkan kekagumannya pada para founding father atau para pendiri bangsa Indonesia.

"Dari berbagai tren sama ada nasionalis ya seperti Sukarno-Hatta atau yang paham Islam seperti M Natsir, (pemikiran) kirinya seperti Syutan Syahrir, pemikir seperti Sudjatmoko yang menulis satu teks yang sangat berharga dimensi manusiawi dalam pembangunan kalau saya lihat, berbanding dengan berbagai rantau kita itu, tokoh besar dn hebat dalam generasi awal. Ada yang hebat termasuk Chairul Tanjung dari kalangan pribumi," tuturnya.

Kiprah Para Sastrawan

Berikut kiprah dan profil para sastrawan dan bapak pendiri bangsa yang dilansir dari laman Kemendikbud:

 

Sutan Takdir Alisjahbana

Sutan Takdir Alisjahbana adalah pengarang Indonesia yang banyak berorientasi ke dunia Barat. Dia mengatakan bahwa otak Indonesia harus diasah menyamai otak Barat. Pemikiran yang kontroversial pada zamannya namun Sutan tetap kukuh.

Sejumlah karya ST Alisjahbana yang terkenal antara lain:
Tak Putus Dirundung Malang
Dian yang Tak Kunjung Padam
Layar Terkembang (novel)
Anak Perawan di Sarang Penyamun (novel)
Tebaran Mega (kumpulan puisi)
Puisi Lama
Puisi Baru
Grotta Azzura, Kisah Cinta dan Cita (novel)
Kalah dan Menang (novel
Lagu Pemacu Ombak (kumpulan puisi)

Pria yang lahir di Natal, Tapanuli, Sumatra Utara, 11 Februari 1908 itu meninggal 31 Juli 1993. Jenazahnya dimakamkan di sebuah bukit di sekitar Bogor.

 

Armijn Pane

Armijn Pane adalah seorang sastrawan Indonesia pendiri majalah Pujangga Baru, jurnalis, penulis naskah drama hingga guru. Karya-karyanya terbit di majalah sastra seperti Poedjangga Baroe, Pandji Pustaka, Djawa Baroe. Armijn juga banyak menulis drama pada masa sebelum perang. Armijn banyak mengambil latar belakang kenyataan hidup zamannya.

Dalam menjalani tugasnya, baik di zaman Belanda, zaman Jepang, maupun zaman republik, Armijn sering menyaksikan hal yang tidak beres yang menusuk hati nuraninya.

Judul cerpennya yang terkenal antara lain:

Pujaan Cinta
Sukma
Pertemuan Rasa
Barang Tiada Berharga
Kulit Pisang
Jika Pohon Jati Berkembang
Djinak-djinak Merpati
Kisah Antara Manusia

Armijn Pane yang dilahirkan 18 Agustus 1908 di Muara Sipongi, Tapanuli Selatan, Sumatera Utara meninggal dunia di RSCM Jakarta pada 16 Februari 1970 setelah sebelumnya mengalami pendarahan otak hingga koma selama dua hari.

Buya Hamka

HAMKA atau Haji Abdul Malik Karim Amrullah, yang akrab dikenal sebagai Buya Hamka, merupakan seorang ulama, politisi, ahli filsafat dan sastrawan besar yang dihormati dan disegani di kawasan Asia hingga Timur Tengah.

Dalam dunia kepengarangan, Hamka juga kadang-kadang menggunakan nama samaran, yaitu AS Hamid, Indra Maha, dan Abu Zaki. Hamka muda dikenal gemar membaca mulai buku-buku agama, sastra, pantun, cerita rakyat dan sebagainya. Pengalamannya membaca buku-buku sastra itulah sebagai cikal-bakal yang kelak menjadikannya sebagai sastrawan besar.

Karya sastranya yang terkenal antara lain: Di Bawah Lindungan Ka'bah, Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, dan Laila Majnun.

Pengabdian dan pengorbanan Buya Hamka dalam membangun kesadaran umat Islam mendapat apresiasi dari Pemerintah berupa gelar Pahlawan Nasional pada tahun 2011.

 

Mochtar Lubis
Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat