Sabtu, 23 November 2024

Profil dan Prestasi Ibnu Batutah Penjelajah Ulung Abad ke-14 dari Maroko

Selasa, 26 Maret 2024 21:21

ILUSTRASI - Ibnu Batutah Penjelajah Muslim di abad 14./ Foto: Istimewa

IDENESIA.COIbnu Batutah atau Muhammad bin Batutah adalah Abu Abdullah Muhammad bin Abdullah al-Lawati at-Tanji bin Batutah dikenal sebagai penjelajah dari abad ke-14 di dunia. 

Dikenal karena perjalanannya yang epik dan catatan rinci tentang dunia yang telah dia jelajahi, ia menjadi salah satu tokoh yang paling memengaruhi pemikiran geografis dan budaya dunia Islam pada masanya.

Ibnu Batutah lahir di Tangier, Maroko, pada tahun 1304. Pada usia yang relatif muda, ia meninggalkan tanah airnya untuk memulai perjalanan yang akan membawanya ke berbagai belahan dunia.

Pada usia 21 tahun, dia memulai perjalanan haji ke Mekah, sebuah perjalanan yang menjadi titik awal dari petualangan seumur hidupnya. 

Perjalanan haji Ibnu Batutah awalnya direncanakan sebagai perjalanan sederhana, tetapi berubah menjadi sebuah perjalanan yang mengarah ke berbagai penjuru dunia yang tidak terduga.

Ia tidak hanya melakukan perjalanan ke Mekah, tetapi juga menjelajahi sebagian besar wilayah Islam yang dikenal saat itu, termasuk wilayah Arab, Mesir, Suriah, dan Persia.

 Salah satu aspek yang paling mencolok dari perjalanan Ibnu Batutah adalah keberaniannya untuk menjelajahi wilayah yang jauh dan eksotis.

Ia melakukan perjalanan melintasi Sahara ke Afrika Barat, mengunjungi kota-kota perdagangan di Sahara, seperti Timbuktu, dan bahkan melakukan perjalanan hingga ke wilayah yang sekarang dikenal sebagai Nigeria.

Ibnu Battuta juga melakukan perjalanan ke Timur jauh, mengunjungi India, Cina, dan Kepulauan Nusantara. Di India, ia mengunjungi kerajaan-kerajaan Hindu dan Muslim, bertemu dengan raja-raja dan ulama terkemuka, dan memperdalam pengetahuannya tentang budaya dan masyarakat India.

Di Cina, ia menjadi saksi langsung dari kebesaran Dinasti Yuan, bertemu dengan Kaisar Mongol, dan mengunjungi kota-kota besar seperti Beijing.

Warisan Ibnu Batutah tidak hanya terletak pada catatan perjalanannya yang luar biasa, tetapi juga pada pengaruhnya terhadap pemikiran geografis dan budaya. Catatan perjalanannya memberikan wawasan yang berharga tentang keadaan dunia pada abad ke-14, menyediakan informasi tentang geografi, budaya, dan masyarakat yang belum terdokumentasi sebelumnya.

Selain itu, perjalanan Ibnu Batutah juga membantu menguatkan hubungan antara dunia Islam dan dunia luar. Melalui pertemuan-pertemuannya dengan berbagai kelompok etnis dan agama, ia membawa pesan toleransi dan pengertian antara budaya yang berbeda.

Prestasi Ibnu Batutah

Dirangkum dari sumber sebelumnya, selama 29 tahun berkeliling dunia, Ibnu Batutah tercatat menorehkan prestasi yang tidak dicapai oleh petualang lain. Berikut prestasi Ibnu Batutah.

1. Melakukan Perjalanan Sejauh 120.700 Kilometer

Selama hampir 30 tahun, Ibnu Batutah telah menempuh perjalanan mencapai 120.700 kilometer. Artinya, jarak yang ditempuh oleh Ibnu Batutah sama dengan perjalanan tiga kali lipat keliling bumi pada garis khatulistiwa. Bahkan literatur lain menyebutkan bahwa perjalanan yang ditempuh Ibnu Batutah mencapai 170.000 kilometer.

2. Punya Catatan Perjalanan yang Sangat Detail

Ibnu Batutah membukukan kisah perjalanannya dengan sangat detail dan apik. Buku tersebut diberi judul Tuhfah an-Nuzhar fi Gharaibil Amshar wa 'Ajaibil Asfar (Persembahan Seorang Pengamat tentang Kota-kota Asing dan Perjalanan yang Mengagumkan).

Dalam penulisan buku tersebut, Ibnu Batutah mendiktekan kisahnya kepada Ibnu Juzai al-Kalbi. Buku tersebut kemudian terkenal dengan judul Rihla Ibnu Batutah.

3. Nama Ibnu Batutah Diabadikan di Timur dan Barat

Petualangan Ibnu Batutah sangat diapresiasi dalam dunia petualangan dan keilmuan. Nama Ibnu Batutah selalu dikenang hingga saat ini.

Tidak hanya dunia Timur yang mengabadikan nama Ibnu Batutah, namun dunia Barat juga mengabadikannya. Hal ini dibuktikan dengan menjadikan nama Ibnu Batutah sebagai salah satu nama kawah bulan.

Nama Ibnu Batutah juga diabadikan sebagai nama sebuah mal di Dubai, yaitu Ibnu Batutah Mall. Sepanjang koridor mal itu ada pajangan hasil penelitian dan penemuan Ibnu Batutah.

Ada juga sumber yang menyebut empat penjelajah muslim, satu di antaranya Ibnu Batutah, pernah singgah di Benua Amerika jauh sebelum Columbus.

(Redaksi) 

Tag berita:
IDEhabitat