Minggu, 7 Juli 2024

Profil Kaisar Naruhito dari Jepang yang Kunjungi Indonesia

Selasa, 20 Juni 2023 14:24

POTRET - Kaisar Naruhito bersama permaisuri, Masako dan Presiden RI, Jokowi bersama Ibu Iriana. / Foto: Istimewa

IDENESIA.CO -  pada Sabtu (17/6/2023), kaisar Jepang Naruhito diketahui telah berkunjung ke Indonesia. Kunjungan Hironomiya Naruhito ke Indonesia dalam rangka meningkatkan hubungan persahabatan kedua negara yang sudah berlangsung 65 tahun.

Diketahui, kaisar Naruhito bersama dengan Permaisuri Masako tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu (17/6/2023).

Kunjungan tersebut akan dilakukannya selama tujuh hari, sejak tanggal 17 sampai 23 Juni 2023. Ini merupakan kunjungan perdana sang Kaisar ke Indonesia sejak naik takhta pada 2019 lalu.  

Jepang berharap dengan dilakukannya kunjungan ini juga bisa menjadi kesempatan bagi masyarakat di dua negara tersebut untuk saling memahami satu sama lain, terutama dalam bidang budaya.

Adapun sejumlah lokasi yang akan dikunjungi Kaisar Naruhito selama di Indonesia adalah Jakarta, Bogor, Bekasi, dan juga Yogyakarta. 

Lantas, bagaimana profil Kaisar Jepang Naruhito? Simak informasi lengkapnya dalam ulasan berikut ini. 

Profil Kaisar Naruhito 

Melansir dari berbagai sumber, Hironomiya Naruhito, lahir pada tanggal 23 Februari 1960. Dia merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Naruhito adalah Kaisar Jepang yang ke-126

Kaisar Naruhito adalah putra pertama dari Kaisar Jepang ke-125, Akihito. Hingga ia berusia 28 tahun, kakeknya yang merupakan Kaisar Hirohito masih menduduki tahtanya.

Hal ini lantas membuat kehidupan awal Naruhito dengan ayahnya berbeda. 

Status Naruhito kemudian dinaikkan menjadi putra mahkota pada tahun 1989 dan secara resmi diinvestasikan pada tanggal 23 Februari 1991

. Momen ini terjadi setelah kakeknya, Kaisar Hirohito meninggal dunia dan ayahnya naik tahta menjadi pengganti kakeknya. 

Akihito merupakan putra mahkota sejak lahir. Alhasil, saat berusia 18 tahun, langsung disibukkan dengan tugas-tugasnya sebagai putra mahkota atau wakil dari Kaisar Hirohito.

Hal ini pun yang menyebabkan Akihito tidak bisa menghadiri Universitas Gakushuin, lembaga pendidikan tinggi untuk anggota keluarga kekaisaran. Pada akhirnya, dia pun hanya pergi kuliah ketika memiliki waktu senggang. 

Sementara, Naruhito merupakan lulusan dari Universitas Gakushuin. Akan tetapi, saat dia mendaftarkan diri pada program pascasarjana Gakushuin, Naruhito sempat menghentikan pendidikannya selama dua tahun (1983-1985). 

Hal ini dilakukannya untuk meneliti transportasi laut di Merton College, Oxford, Inggris. Atas ketekunannya itu, Naruhito dinobatkan sebagai pewaris tahta Jepang pertama yang pernah belajar di luar negeri. 

Setelah penelitiannya selesai dan lagi kembali ke Jepang, Naruhito lantas menyelesaikan pendidikan program doktoralnya pada bidang sejarah Jepang pada tahun 1988. Ia memelihara hubungan baik dengan universitas tempatnya menimba ilmu dengan menjadi seorang peneliti tamu pada tahun 1992 dan sempat mengajar di kelas sesekali. 

Kehidupan Pribadi Naruhito 

Diketahui, Kaisar Naruhito pertama kali bertemu dengan istrinya, Owada Masako, pada tahun 1986.

Pada saat itu Naruhito sangat tertarik dengan Masako namun ia ragu-ragu untuk menjalin hubungan. Hal ini lantaran kala itu Masako hanyalah orang biasa yang menjadi diplomat di kementerian Luar Negeri pemerintah. 

Selain itu, Masako masih belum mau untuk melepaskan karirnya yang terbilang cukup sukses. Enam tahun berselang, akhirnya pada tahun 1992 Masako pum menerima lamaran sang putra mahkota. Keduanya menikah pada Juni 1993 silam. 

Mereka menggelar pernikahan sangat meriah hingga upacaranya dipublikasikan secara luas dan disiarkan ke seluruh dunia. Pada tahun 2001, keduanya pun dikaruniai seorang anak pertama, yaitu Putri Aiko

Setelah kelahiran Putri Aiko ini, Naruhito dan Owasa Masako mendapatkan sedikit tekanan. Mereka diharapkan bisa melahirkan ahli waris seorang anak laki-laki.

Hal ini pun sempat membuat putri mahkota mengalami stres berat dan membuat Masako harus fokus untuk kesembuhannya dan membiarkan sang ayah melakukan tugas-tugas negaranya seorang diri. 

Meskipun sempat terjadi sebuah diskusi untuk mengizinkan Aiko menjadi permaisuri, akan tetapi pada akhirnya perdebatan ini pun terselesaikan setelah kelahiran anak keduanya, Pangeran Hisahito. 

Naruhito Naik Takhta 

Akihito secara resmi mengumumkan keinginannya untuk turun tahta lantaran usia yang sudah lanjut pada Agustus 2016.

Dia pun mengubah Hukum Rumah Tangga Kekaisaran Tahun 1947 yang mengizinkan suksesi kekaisaran Jepang hanya terjadi usai kematian kaisar. 

Kemudian pada bulan Desember 2017, Akihito mengumumkan niatnya untuk turun tahta. Atas keinginannya ini pemerintah Jepang pun mulai mempersiapkan penurunan tahta kekaisaran pertama selama dua abad. 

Tepat pada 30 April 2019, Akihito resmi mengundurkan diri dan Naruhito naik sebagai Kaisar Jepang yang baru pada tengah malam tanggal 1 Mei 2019. Peralihan tahta ini juga menandai dimulainya periode Reiwa, atau sebutan untuk masa pemerintahan Kaisar Naruhito yang memiliki arti Harmoni Indah. 

(Redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat