IDENESIA.CO - Industri fashion dan kehidupan sehari-hari tidak terlepas dari yang namanya kain yang nantinya akan menjadi pakaian.Kain Termahal di dunia menjadi barang yang istimewa dan mewah sebagai gaya hidup bagi orang-orang yang kaya. Kain termahal di dunia ada beberapa jenis dengan kualitas bahan yang berbeda-beda. biasanya kain termahal di dunia ini menjadi barang yang sangat mahal harganya disebabkan oleh bahan pembuatannya yang sedikit dan langka dan juga trend fashion.
Arti dari nama Batik Tiga Negeri ini adalah desain pewarnaan dari kain batik ini. Proses pertama pewarnaan batik ini berada di Lasem dengan warna merah, kemudian warna biru adalah Pekalongan, dan Solo warna cokelat soga. Tiga warna pada kain termahal di dunia ini juga memiliki makna yang berbeda-beda. Untuk warna merah memiliki makna wujud dari rasa bahagia, dan biasanya warna merah banyak digunkan dalam acara-acara pesta. Kemudian warna biru memiliki makna pengaruh budaya Eropa, dan warna cokelat, memiliki makna untuk budaya Jawa.
Batik Tiga Negeri ini awalnya dikenalkan pada tahun 1910 oleh Ny. Tjoa Giok Tjiam. Proses pembuatan kain termahal di dunia secara tradisional membuat baitk tiga negeri memiliki kualitas batik yang indah sehingga kain batik ini harganya sangat mahal, per meternya batik tiga negeri ini di bandrol 100 juta.
Popularitas kain wol adalah kain yang berasal dari bulu domba, namun kain wol yang menjadi salah satu jenis kain termahal di dunia ini bukan dari bulu domba melainkan berasal dari bulu hewan vikuna, sehingga kain wol ini berasal dari wol vikuna. Hewan vikuna merupakan jenis hewan yang langka yang hidupnya berada di pegunungan Alpen. Keunggulan serat bulu hewan vikuna ini mampu memberikan kehangatan pada tubuh sehingga suhu tubuh tetap stabil, selain itu wol vikuna memiliki tekstur yang sangat nyaman di kulit pengguna. Penggunaan kain wol vikuna pada umumnya sebagai bahan pembuatan kaos kaki, mantel olahraga, dan pakaian lainnya
Kain termahal di dunia ini memiliki harga yang selangit karena beberapa faktor, termasuk bahan baku yang sedikit dan sulit didapat, kualitas yang terbaik. Di tambah lagi populasi hewan vikuna yang terus menurun.
Wol dari bulu hewan ini sangat berkualitas, hangat, lembut, dan juga langka. MasterClass melansir bahwa bulu vicuna tumbuh sangat lambat, dan butuh waktu sekitar tiga tahun agar bulunya panjang dan dapat dipanen. Selain itu, dari seekor vicuna hanya dapat dipanen 0,5 kg wol. Bisa dibilang, wol hypoallergenic ini merupakan wol terlangka di dunia.
Selain ringan, ukuran serat wol ini juga sangat kecil, yaitu sekitar 12 mikron, membuat kain dari wol ini akan terasa super halus dan lembut. Tak heran jika harga wol vicuna mencapai 1.000—3.000 dolar Amerika per yard, atau sekitar Rp14,9 hingga Rp44,8 juta rupiah.