Minggu, 7 Juli 2024

Tekan Angka Stunting di Samarinda, Rusmadi Sebut Pentingnya Pembekalan Pernikahan kepada Masyarakat

Senin, 12 Juni 2023 20:0

MEMBUKA ACARA - Wawali Samarinda Rusmadi Wongso saat membuka agenda Rakerda UKS/Madrasah di Kota Tepian, Kamis (16/3/2023)/ Foto: Humas Pemkot Samarinda

IDENESIA.CO - Berbagai upaya dalam menangani stunting di  Kota Tepian di lakukan Pemkot Samarinda.

Disampaikan Wakil Wali Kota Samarinda Rusmadi Wongso, persoalan pernikahan dini di Samarinda menempati kasus tertinggi kabupaten/kota di Indonesia, sehingga menjadi perhatian serius dalam upaya percepatan penurunan stunting.

“Berarti pentingnya pembekalan kepada remaja, kemudian kelompok pemuda yang siap menikah perlu mendapat perhatian. Kemudian yang tak kalah penting untuk mendapat perhatian adalah ibu hamil dan ibu menyusui. Kelompok ini yang perlu mendapatkan perhatian,” ujarnya.

Rusmadi menyampaikan jika tidak diberikan perhatian dan tidak mengetahui jumlah ibu hamil, ibu yang sedang menyusui, menyusui antara tuntas atau tidak hingga persoalan di enam bulan pertama, berarti kehilangan langkah untuk memastikan stunting.

“Kelompok sasaran berikutnya adalah bayi. Dimana paling rawan di 1.000 hari pertama. Jangan sampai kita kehilangan langkah,” tegasnya.

Lalu apa itu stunting dan bagaimana cara mengatasinya?

Secara fisik, anak bisa dikategorikan stunting, jika tinggi badan atau panjang tubuhnya lebih dari dua standar deviasi di bawah median Standar Pertumbuhan Anak Badan Kesehatan Dunia (WHO). 

Untuk itu, segera waspadai saat berat dan tinggi badan anak tampak melambat atau stagnan dan anak tampak lebih kecil (pendek) dari teman-teman sebayanya. 

Sedangkan dilansir dari berbagai sumber, berikut ini 10 cara mencegah dan menangani stunting pada anak:

1. Perbaiki stunting sebelum usia 2 tahun 

Tips mengatasi stunting pada anak yang paling efektif adalah sebelum usia anak 2 tahun atau masih dalam masa 1.000 Hari Pertama Kehidupan  (HPK).

 Untuk itu, ibu hamil sudah harus menjaga asupan gizinya sejak awal pembuahan dan memerhatikan beberapa mikronutrien yang penting dalam kehamilan, seperti asam folat, kalsium, dan zat besi.  

2. Berikan ASI 

ASI kaya kandungan gizi makro dan mikro yang berperan penting dalam mengoptimalkan tumbuh kembang bayi.

 Bila anak di bawah 6 bulan dicurigai memiliki gejala awal gagal tumbuh, seperti berat badannya yang tidak naik-naik, maka pertumbuhannya harus dikejar dengan menambah intensitas menyusuinya sehingga pemberian ASI bisa optimal. 

3. Perbaiki masalah menyusui

Posisi menyusui yang salah bisa menjadi penyebab berat badan bayi di bawah normal. 

Inilah yang membuat si kecil terancam stunting

Untuk kasus ini, cara mengatasi stunting pada anak adalah dengan ibu memperbaiki masalah menyusui.

 Posisi menyusui yang benar adalah ketika kepala dan mulut bayi melekat pas pada payudara. 

4. Beri olahan protein hewani pada MPASI

Kekeliruan cara pemberian MPASI bisa menganggu pertumbuhan bayi hingga pada akhirnya meningkatkan risiko stunting

Contoh, bayi hanya diberi MPASI berupa pure buah-buahan dan sayur, tanpa diberi protein hewani. 

Padahal makanan yang kaya protein hewani, seperti daging ayam, daging sapi, telur, serta susu sangat dibutuhkan bayi untuk pertumbuhan yang optimal. 

5. Imunisasi rutin

Cara mengatasi stunting pada anak berikutnya adalah dengan memastikan si kecil mendapatkan seluruh rangkaian imunisasi sesuai jadwal. 

Tujuan utama imunisasi adalah melindungi anak dari berbagai penyakit berbahaya.

 Anak yang tidak mendapat imunisasi juga bisa menjadi anak yang sakit-sakitan, karena kekebalan tubuhnya tidak optimal. 

Ingat, anak yang sering sakit lebih mudah terancam stunting karena energinya lebih banyak digunakan untuk proses pemulihan daripada untuk pertumbuhannya. 

6. Memantau tumbuh kembang anak

Cara mengatasi stunting pada anak yang juga sangat penting adalah dengan selalu memantau tumbuh kembang anak dengan melakukan kontrol rutin di puskesmas atau posyandu. Dengan begitu, bila ada permasalahan tumbuh kembang bayi yang muncul, dapat diketahui sejak dini sehingga tidak terlambat mendapat penanganan, termasuk bila mengalami gagal tumbuh stunting

7. Perilaku hidup bersih dan sehat

Cara mengatasi stunting pada anak yang tidak boleh dilewatkan adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), seperti cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama sebelum dan makan serta habis melakukan aktivitas di kamar mandi. 

Tidak menjaga kebersihan diri bisa menyebabkan masalah kesehatan, seperti diare. Diare yang terus berulang dapat menyebabkan anak mengalami kurang gizi, dan akhirnya meningkatkan risiko stunting

8. Memakai jamban sehat

Jamban yang tidak memenuhi syarat kesehatan bisa mencemari lingkungan, termasuk sumber air minum. 

Karena itu aturan jarak pembuatan septic tank dengan sumur air setidaknya harus minimal 10 meter dari sumber air minum. Sanitasi yang buruk bisa menyebabkan masalah kesehatan, Cacingan, misalnya. 

Penderita cacingan biasanya mengalami gizi buruk karena cacing akan mengambil sari-sari makanan yang dikonsumsi anak. Kondisi gizi buruk inilah yang dalam jangka panjang bisa meningkatkan risiko stunting

9. Atasi masalah kesehatan anak

Stunting bisa terkait dengan penyakit yang diderita anak, contoh bayi tidak mampu menyerap nutrisi dari makanannya karena mengalami gangguan pencernaan. 

Pada kasus ini cara mengatasi stunting pada anak adalah dengan berkonsultasi ke dokter. Biasanya untuk kasus gangguan pencernaan yang sudah parah, dokter akan menyarankan penanganan dengan menggunakan tube feeding. 

Metode ini dilakukan dengan memasukkan selang berisi cairan nutrisi melalui hidung ke dalam perut. 

10. Selalu menambah ilmu kesehatan

Satu lagi cara mengatasi stunting pada anak yang tidak kalah penting dilakukan semua orang tua adalah selalu haus belajar. 

Artinya, Genbest harus selalu menambah pasokan terkait ilmu kesehatan dasar, tumbuh kembang anak, dan stunting

Kebiasaan baik ini akan memudahkan kita memahami pentingnya memberikan sumber makanan dan minuman terbaik, sehingga tumbuh kembang anak optimal. (advertorial)

Tag berita:
IDEhabitat