Minggu, 6 Oktober 2024

Asal-usul dan Sejarah

Terungkap Langgar Al Washielah Jadi Tempat Ibadah Umat Muslim Tertua di Ibu Kota Kaltim, Berdiri 1837 Silam di Samarinda Seberang

25 Tahun Berada di Atas Rakit

Rabu, 12 Januari 2022 22:12

Terungkap langgar Al Washielah jadi tempat ibadah umat muslim tertua di ibu kota Kaltim. Berdiri 1837 silam di Samarinda Seberang. (Er Riyadi)

IDENESIA.CO - Siapa yang menyangkal Masjid Shiratal Mustaqiem, adalah masjid tertua di Samarinda.

Masjid Shiratal Mustaqiem dibangun pada tahun 1881 masehi.

Mungkin benar pernyataan tersebut. Tapi bicara tempat ibadah kaum muslim tertua di Kota Tepian, sematan itu lebih pas diberikan kepada Langgar Al Washielah, di Samarinda Seberang.

Ya, langgar Al Washielah terletak di Jalan Pangeran Bendahara, didirikan tahun 1837, atau terpaut 44 tahun lebih tua dari Masjid Shiratal Mustaqiem.

Tempat ibadah pertama di Samarinda itu didirikan oleh Habib Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Asseggaff.

Ia juga jadi tokoh yang memprakarsai pembangunan Masjid Shiratal Mustaqiem.

Yang menakjubkan, Langgar Al Washielah pada mulanya dibangun di atas rakit, dan mengambang di Sungai Mahakam.

Hal itu seperti yang disampaikan Habib Muhammad Mahfud bin Umar Asseggaff, Juru Kunci Langgar Al Washielah

"Jadi Langgar Al Washielah ini dibangun tidak pakai tongkat, tapi berbentuk rakit di atas batang," ungkap pria paruh baya itu.

Menurut kisah turun temurun, Habib Sayyid Abdurrahman bin Muhammad Asseggaff adalah seorang pedagang muslim asal Semarang.

Tidak hanya bertindak sebagai pedagang Habib Syech Asseggaff juga sebagai ulama yang menyebarkan agama Islam di tempat ia berdagang.

"Menurut cerita turun temurun, Habib Syech ini adalah pedagang dari Semarang, berdagang ke Kalimantan Timur (Samarinda) juga ke Pontianak. Tapi lebih banyak berdagang di Kaltim (Samarinda)," lanjut kisah Habib Mahmud.

Diketahui pula, Habib Syech Asseggaff masih kerabat keluarga dari Pangeran Bendahara, tokoh Samarinda Seberang yang melegenda.

Puluhan tahun berada dirakit, Langgar Al Washielah, dinaikan ke darat 25 tahun kemudian.

"Langgar dinaikan ke darat 25 tahun kemudian. Meski sudah dinaikan ke darat, Langgar Al Washielah tidak terlalu banyak mengalami perubahan dari bentuk aslinya saat masih berada di rakit," terangnya.

Meski hanya berupa langgar, warga Samarinda Seberang yang mulai banyak dihuni warga, menggelar Salat Jumat di Langgar Al Washielah.

Semakin banyak warga yang melaksanakan salat di langgar itu, akhirnya tempat ibadah tertua ini tidak mampu menampung jemaah.

Atas dasar itu, diinisiasi berdirinya Masjid Shiratal Mustaqiem, tahun 1881.

“Jadi memang Masjid Shiratal Mustaqim itu didirikan karena ramainya pendatang bermukim di sini (Samarinda Seberang)

Kebutuhan rumah ibadah otomatis juga harus ditambah,” papar laki-laki kelahiran 4 April 1956 itu.

Hingga kini Langgar Al Washielah masih digunakan warga melaksanakan salat.

Langgar ini menjadi bukti sekaligus saksi berkembangnya Agama Islam awal masuk ke Kota Tepian. (Er Riyadi)

Tag berita:
IDEhabitat