IDENESIA.CO - Sikap vokal Anggota Komisi III DPRD Samarinda, Abdul Rohim, dalam memperjuangkan hak pekerja Teras Samarinda dilakukannya dalam rapat yang berlangsung panas pada Kamis (29/2/2025),
Abdul Rohim mengekspresikan kekecewaannya dengan melempar nasi kotak ke arah perwakilan Dinas PUPR. Aksi ini terjadi setelah Kepala Dinas PUPR kembali absen dari panggilan rapat. Sontak, insiden tersebut menimbulkan beragam tanggapan, mulai dari dukungan hingga kritik terhadap cara Abdul Rohim menyampaikan aspirasinya.
“Ini bukan soal uang semata, tapi soal harga diri pekerja yang sudah setahun lebih menderita,” tegasnya.
Namun, sebagian pihak menilai bahwa tindakan emosional tersebut justru mencoreng citra lembaga legislatif dan berpotensi memperkeruh suasana.
Tidak sedikit yang mempertanyakan apakah pendekatan yang lebih diplomatis bisa lebih efektif dalam menekan Pemerintah Kota dan Dinas PUPR untuk segera menyelesaikan permasalahan ini.
Sejumlah pengamat politik berpendapat bahwa meskipun keberanian Abdul Rohim patut diapresiasi, tetap dibutuhkan strategi komunikasi yang lebih elegan agar perjuangan ini membuahkan hasil tanpa menciptakan ketegangan yang lebih besar.
Sementara itu, DPRD Samarinda telah mengeluarkan ultimatum kepada Pemkot dan Dinas PUPR untuk segera memberikan solusi konkret terkait tunggakan upah pekerja.
Abdul Rohim pun menyatakan dirinya siap menghadapi segala konsekuensi atas tindakannya, termasuk kemungkinan dilaporkan ke Badan Kehormatan DPRD atau menjadi tumbal dalam memperjuangan upah hak pekerja proyek Teras Samarinda.
(Adv)