Kamis, 21 November 2024

Asal-usul dan Sejarah

Amina Wadud, Lady Imam Yang Menghabiskan Masa Tuanya di Indonesia

Sabtu, 3 Desember 2022 16:58

IMAM - Amina Wadud Yang Menjadi Imam Wanita dan Laki-Laki Saat menjalankan ibadah Salat. / Foto: Reuters

IDENESIA.CO - Seorang warga keturunan Amerika - Afrika, Amina Wadud menjadi wanita pertama yang memimpin solat jumat di Amerika dan di Inggris pada 2005 dan 2008. Namanya dikenal dunia dengan "Lady Imam". 

Amina Wadud nama lengkapnya Amina Wadud Muhsin. Lahir pada tanggal 25 September 1952 M. Bethesda, Maryland, Amerika. Nama kedua orang tuanya tidak diketahui, namun salah satu litelatur menyebutkan bahwa ayahnya adalah seorang pendeta yang taat. Ia merupakan warga Amerika keturunan Afrika-Amerika (kulit hitam). Amina Wadud menjadi seorang muslim kira-kira pada akhir tahun 1970-an.

Meski demikian, sebelum masuk Islam, amina memeluk dan mempraktikan agama Buddha.

"Bapak saya membesarkan saya dengan kasih sayang," kata amina kepada saya dan jurnalis BBC di Beirut, Lebanon, yang bergabung dalam sesi wawancara melalui sambungan online.


"Jadi saya tidak pernah memiliki pengalaman buruk yang membuat saya merasa perlu mencari alternatif [agama] lain. Tapi saya memang memiliki ketertarikan kuat terhadap keragaman agama," lanjut amina.

Saat usianya menginjak 19, di tahun kedua perkuliahan, pada 1972, amina mengucap dua kalimat syahadat di sebuah masjid tidak jauh dari rumah kedua orang tuanya di Washington, D.C.

Pergerakan hak warga sipil keturunan Afrika di Amerika kental mewarnai latar belakang kehidupan amina kala itu.

"Di dalam komunitas warga Amerika keturunan Afrika, terdapat pemahaman Islam sebagai alternatif dari model agama Kristen, yang ada saat itu yang instrumental dalam perbudakan warga keturunan Afrika," kata amina.

Amina wadud meraih gelar doktor dari University of Michigan, Amerika Serikat untuk studi Arab dan Islam. Ia juga mengenyam pendidikan bahasa Arab di American University di Kairo, Mesir, serta Studi Quran dan Tafsir di Universitas Al-Azhar, Mesir. Ia memulai riset untuk bukunya, Quran and Woman, sebagai bagian dari disertasinya sejak 1980-an.


"Saya mempelajari bahasa Arab sebagai kunci bagi pintu pemahaman [Al-Quran], bukan sebagai pintunya," kata amina.

Sejak diterbitkan 30 tahun lalu, Quran and Woman telah diterjemahkan ke dalam setidaknya tujuh bahasa, termasuk bahasa Indonesia.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat