Nasional

Di Atas Kapal HMAS Canberra, Prabowo dan Albanese Kukuhkan Persahabatan Indonesia–Australia

IDENESIA.CO – Suasana santai namun penuh keakraban mewarnai pertemuan bilateral antara Presiden Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri (PM) Australia Anthony Albanese, Rabu (12/11/2025), di atas Kapal HMAS Canberra, salah satu kapal amfibi kebanggaan militer Australia.


Namun, di balik diskusi serius mengenai kerja sama keamanan kawasan, momen penuh humor terselip ketika Prabowo melontarkan guyonan khasnya tentang intelijen Australia yang disebutnya sangat bagus.

“Saya kira intelijenmu sangat bagus,” kata Prabowo sambil tersenyum kepada Albanese, seperti terlihat dalam tayangan video YouTube Sekretariat Presiden.

“Kau tahu aku suka bagpipe. Jadi, aku disambut dengan bagpipe. Terima kasih banyak,” lanjutnya disambut tawa hangat dari sang Perdana Menteri dan hadirin.

Bagpipe alat musik tiup khas Skotlandia memang ikut menyemarakkan penyambutan resmi Prabowo di Australia. Alunan musik khas seremonial itu terdengar saat Presiden Indonesia tiba di kapal HMAS Canberra, tempat pertemuan bilateral berlangsung.

Pernyataan Prabowo yang terkesan ringan itu justru mencairkan suasana setelah serangkaian pembicaraan strategis antarnegara yang berlangsung intens. Prabowo dikenal memiliki gaya komunikasi diplomatik yang lugas namun disertai humor dan kehangatan, membuat momen diplomasi terasa lebih personal.

Di sisi lain, PM Anthony Albanese tampak menikmati momen tersebut. Ia tersenyum lebar mendengar kelakar Prabowo, yang sekaligus memperlihatkan hubungan kedua pemimpin berjalan akrab.

Meski sempat diselingi tawa, kunjungan kenegaraan ini menghasilkan kesepakatan besar antara Indonesia dan Australia. Kedua negara menyetujui akan menandatangani perjanjian keamanan baru pada Januari 2026 mendatang.

Menurut Prabowo, seluruh negosiasi substansial telah selesai pada pertemuan kali ini, dan kedua pihak telah menyepakati kerangka kerja sama yang lebih modern, komprehensif, serta adaptif terhadap tantangan geopolitik kawasan.

“Indonesia berkomitmen untuk bekerja sama erat dengan Australia di bidang pertahanan dan keamanan. Kita adalah tetangga, dan hubungan ini perlu kita rawat dengan niat baik dan semangat persahabatan,” ujar Prabowo.

Ia menambahkan, perjanjian keamanan ini bukan semata soal pertahanan, tetapi juga penegasan niat kedua negara untuk menjaga stabilitas dan perdamaian kawasan Indo-Pasifik, terutama di tengah meningkatnya dinamika geopolitik global.

Dalam pernyataannya, Presiden Prabowo juga mengangkat filosofi sederhana namun bermakna dalam konteks hubungan antarnegara kita tidak bisa memilih tetangga.

Ia menekankan bahwa kedekatan geografis antara Indonesia dan Australia adalah takdir yang harus dijalani dengan semangat saling menghormati dan kerja sama.

“Saya telah berulang kali menekankan bahwa kita tidak dapat memilih tetangga kita, terutama negara-negara seperti kita. Sudah menjadi takdir kita untuk menjadi tetangga langsung. Jadi, marilah kita hadapi takdir kita dengan niat terbaik,” ucapnya.

Prabowo bahkan menyinggung budaya bertetangga masyarakat Indonesia, yang percaya bahwa tetangga adalah pihak pertama yang akan menolong saat keadaan darurat. Analogi itu menggambarkan hubungan ideal yang ingin ia bangun dengan Australia bukan sekadar mitra formal, tetapi sahabat yang saling membantu dalam situasi sulit.

Menanggapi pernyataan Prabowo, PM Anthony Albanese menegaskan komitmen serupa dari pihak Australia. Menurutnya, perjanjian keamanan yang akan ditandatangani tahun depan menjadi simbol pengakuan kedua negara bahwa perdamaian dan stabilitas kawasan hanya bisa dijaga melalui kolaborasi erat.

“Perjanjian ini adalah pengakuan dari kedua negara bahwa cara terbaik untuk mengamankan perdamaian dan stabilitas adalah dengan bertindak bersama,” kata Albanese.

Ia menjelaskan, sebagian besar isi perjanjian tersebut merupakan pembaruan dari perjanjian keamanan penting yang ditandatangani oleh pemerintahan Presiden Soeharto 30 tahun silam, serta memperkuat Perjanjian Lombok tahun 2006, yang menegaskan prinsip kedaulatan wilayah dan integritas nasional Indonesia.

“Perjanjian baru ini juga dibangun di atas kerja sama pertahanan yang telah kita tandatangani bersama tahun lalu,” lanjutnya.

Kunjungan Prabowo ke Australia ini menjadi salah satu momen penting dalam hubungan bilateral kedua negara. Selain memperkuat aspek pertahanan dan keamanan, pertemuan ini juga menandai pemulihan dan peningkatan hubungan diplomatik setelah periode ketegangan di masa lalu.

Di bawah kepemimpinan Prabowo dan Albanese, hubungan Indonesia-Australia kini mengarah ke pola kemitraan yang lebih sejajar dan saling menguntungkan.

Kedua negara juga memiliki peran strategis di kawasan Indo-Pasifik, termasuk dalam isu perdagangan, penegakan hukum, pendidikan, serta penanggulangan bencana.

Momen ringan ketika Prabowo memuji intelijen Australia yang tahu ia menyukai bagpipe pun menjadi penutup manis dari pertemuan yang padat agenda tersebut mencerminkan diplomasi modern yang tak selalu kaku, tapi tetap mengedepankan keakraban dan rasa saling percaya.

(Redaksi)

Show More
Back to top button