Minggu, 23 Februari 2025

Donald Trump Klaim Banyak yang Dukung Rencananya Kuasai Jalur Gaza, Tuai Penolakan Keras dari Dunia

Kamis, 6 Februari 2025 14:13

POTRET - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump (Istimewa)

IDENESIA.CO - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali memicu kontroversi dengan menyatakan bahwa "semua orang menyukai" gagasan mengejutkan yang dilontarkannya untuk mengambil alih dan memiliki Jalur Gaza. Meskipun pernyataannya tersebut menuai penolakan keras dari berbagai pihak, termasuk Palestina, negara-negara Arab, dan sekutu-sekutu AS, Trump tetap bersikeras bahwa gagasannya disambut baik.

"Semua orang menyukainya," ucap Trump saat berbicara kepada wartawan di Ruang Oval Gedung Putih, seperti dilansir AFP dan The Guardian, Kamis (6/2/2025).

Meski begitu, Trump tidak memberikan rincian lebih lanjut, menyatakan bahwa ini "bukan waktu yang tepat" untuk menjawab pertanyaan lebih dalam, karena dirinya tengah menghadiri seremoni pengambilan sumpah Jaksa Agung AS yang baru, Pam Bondi.

Pernyataan itu menyusul klaim sebelumnya yang dia sampaikan pada Selasa (4/2) dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Saat itu, Trump mengatakan, "Semua orang yang saya ajak bicara menyukai gagasan Amerika Serikat memiliki tanah tersebut," merujuk pada Jalur Gaza.

Gagasan kontroversial Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza mencakup rencana AS untuk menguasai wilayah tersebut dan mengembangkannya secara ekonomi, sekaligus memindahkan warga Palestina yang tinggal di sana ke lokasi lain.

Trump juga mencetuskan ide untuk "kepemilikan jangka panjang" oleh AS atas Gaza dan meratakan wilayah tersebut, membersihkan bangunan yang hancur, untuk menciptakan peluang pembangunan ekonomi dan lapangan pekerjaan.

Namun, rencana ini langsung mendapat kecaman dari banyak pihak. Presiden Palestina Mahmoud Abbas dengan tegas menentang gagasan Trump tersebut, menegaskan bahwa Palestina tidak akan menyerahkan tanah dan hak-haknya, termasuk situs-situs suci mereka.

"Jalur Gaza adalah bagian integral dari tanah negara Palestina, bersama dengan Tepi Barat dan Yerusalem Timur," tegas Abbas.

Selain itu, negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) juga menyuarakan penolakan keras terhadap rencana tersebut.

Meskipun Trump mengklaim bahwa langkah ini akan membawa stabilitas besar di Timur Tengah, kenyataannya gagasannya justru semakin memperburuk ketegangan yang sudah ada di kawasan tersebut.

Dengan adanya penolakan luas dari berbagai pihak, baik dari Palestina maupun komunitas internasional, banyak yang meragukan keberhasilan dan dampak positif dari rencana yang diusulkan oleh Trump ini.

Namun, Presiden AS itu tetap teguh dengan pendiriannya, bahkan mengklaim bahwa proyek ini akan membawa "kebanggaan besar" bagi Amerika Serikat.

(Redaksi) 

Tag berita:
IDEhabitat