Ahli meteorologi memantau awan dengan cermat sebelum disebarkan, untuk mendapatkan hasil terbaik dan mengatur waktu hujan dengan tepat pada saat awan paling dibutuhkan.
Desert Research Institute (DRI), sebuah organisasi nirlaba di Nevada, menggunakan perak iodida, suatu senyawa yang menurut para ilmuwan ada secara alami di lingkungan dan tidak berbahaya, yang dibakar atau dijatuhkan dengan pesawat untuk mencapai awan.
UEA, yang memulai program penyemaian awan pada tahun 1990an, menggunakan satu kilogram komponen bahan garam yang dibakar dan ditembakkan ke awan dari pesawat yang dilengkapi peralatan khusus.
"Pesawat khusus kami hanya menggunakan garam alami, dan tidak ada bahan kimia berbahaya," kata Pusat Meteorologi Nasional (NCM) UEA kepada CNBC pada bulan Maret.
Hubungan antara Cloud seeding dan banjir
Singkatnya, para ilmuwan mengatakan tidak. Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan ke beberapa outlet berita, NCM, yang mengawasi operasi penyemaian awan di UEA, mengatakan tidak ada operasi penyemaian awan sebelum atau selama badai terjadi.
"Inti dari penyemaian awan terletak pada penargetan awan pada tahap awal, sebelum terjadinya presipitasi. Terlibat dalam kegiatan penyemaian selama skenario badai petir yang hebat akan sia-sia," kata Omar Al Yazeedi, wakil direktur jenderal NCM.
Sementara itu, para ahli telah membantah teori penyemaian awan. Maarten Ambaum, seorang profesor fisika dan dinamika atmosfer di Universitas Reading, mengatakan bahwa penyemaian awan, tentu saja di UEA, digunakan untuk awan yang biasanya tidak menghasilkan hujan.
"Pada tahun 50an dan 60an, orang masih berpikir untuk menggunakan penyemaian awan untuk menghasilkan peristiwa cuaca besar ini, atau mengubah peristiwa cuaca besar ini. Hal ini [telah] lama dianggap sebagai kemungkinan yang tidak realistis," paparnya.