IDENESIA.CO - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terbaru melakukan inovasi berupa produk Biosensor yang dapat menanggulangi perosalan kesehatan maupun penanganan pencemaran lingkungan hidup.
Peneliti Ahli Utama PRE BRIN Robeth Viktoria Manurung mengatakan dirinya bersama tim fokus pada penelitian biosensor berbasis elektrokimia, dengan memanfaatkan komposit graphene/ZnO nanoparticles. Perangkat ini telah digunakan untuk mendeteksi kadar biomarker human SAA untuk perawatan pasien kanker paru maupun tingkat keparahan pasien penderita Covid-19.
Spesifikasi teknis dari biosensor yang sedang dikembangkan adalah menggunakan jenis sampel berupa serum darah atau saliva pasien, menggunakan jenis transduser elektrokimia, dengan rentang pengukuran antara 10 hingga 200 miligram per liter.
Kelebihan perangkat yang diciptakan tim BRIN, antara lain, bersifat portabel, mudah dioperasikan, dan tidak memerlukan backup supply.
Selain itu, Robeth juga mengembangkan biosensor berbasis elektrokimia untuk deteksi virus dengue, menggunakan logam transisi metal oksida berbahan nikel-kobalt.
“Harapannya, perangkat ini akan digunakan sebagai peralatan portabel yang mampu dihubungkan dengan smartphone,” kata Robeth seperti dikutip dari laman BRIN, Jumat (5/4/2024).
Selain penelitian biosensor untuk medis, Robeth dan tim juga telah menghasilkan purwarupa sensor untuk deteksi kandungan unsur hara tanah maupun deteksi pencemaran lingkungan. Hasil-hasil peneltian tersebut sudah dipublikasikan di jurnal global bereputasi menengah atau tinggi.