Intrupsi tersebut bukan hanya menggeser seluruh narasi kampanye Andi Harun, tetapi juga menjadi tantangan yang memacu dirinya untuk menuntaskan masalah air bersih di kawasan tersebut. Andi Harun pun menanggapi tantangan itu dengan janji untuk menyelesaikannya dalam waktu lima bulan jika terpilih. Tak lama setelah terpilih, Andi Harun menepati janjinya dengan mengalirkan air bersih di Pelita IV dalam waktu tiga bulan.
Momen tersebut memperlihatkan bagaimana Tuah selalu mendorong pemimpin untuk bertindak nyata dan menyelesaikan masalah masyarakat, bukan sekadar berjanji.
"Saya ingat, setelah masalah itu selesai, kami bertemu lagi di kafe. Saya bilang ke dia, ‘Jangan gengsi, ayo akui, saya sudah buktikan bisa wujudkan tantangan dari lu,'" tambah Andi Harun.
Sebagai seorang pemuda Dayak yang inspiratif, Tuah dikenang oleh Andi Harun sebagai sosok yang tidak pernah mundur dalam memperjuangkan apa yang diyakininya, dengan sifat egaliter dan kritis yang luar biasa. Kepergian Tuah meninggalkan duka mendalam bagi banyak orang, terutama bagi mereka yang pernah berjuang bersama untuk perubahan di Kaltim.
"Selamat jalan, Bung. Kamu telah menjadi teladan bagi kami semua," tutup Andi Harun.
(tim redaksi)