"Sebaliknya di belahan bumi selatan, solstis Desember di belahan Bumi seLatan mengalami musim panas. Dan menjadi awal dari musim panas," ungkap info BRIN Andi...Semoga kita selalu dlm lindungan allah swt...Aminnn114"
Benarkah berbahaya seperti berita yang beredar di media sosial ?
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin mengatakan solstis adalah fenomena yang biasa. Dampaknya pun tidak seseram yang dinarasikan menyesatkan.
"Sekalipun di hari terjadi solstis ini ada letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami maupun banjir rob, fenomena-fenomena tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan solstis," kata Andi dalam tulisannya berjudul ‘Fenomena Astronomis Solstis, Berbahayakah?’ dikutip dari situs resmi Edukasi Sains Antariksa BRIN, Rabu (21/12).
Dilanjutkan Andi, untuk fenomena gunung berapi hingga tsunami itu lebih disebabkan oleh aktivitas vulkanologis, seismik, oseanik, dan hidrometeorologi. Solstis sendiri pada dasarnya berdampak pada gerak semu Matahari ketika terbit, berkulminasi dan terbenam, hingga radiasi Matahari yang diterima permukaan Bumi.
"Karenanya, fenomena ini hanya memengaruhi panjang siang dan malam, serta pergantian musim Bumi," ungkap dia.
Maka itu, ia mengatakan bahwa masyarakat tak perlu risau dengan fenomena ini. Dia pun meminta agar tak perlu dipedulikan narasi-narasi yang menyesatkan tentang hal-hal yang belum jelas sumbernya.
(Redaksi)