"Ah! Bagaimana mengakui kelemahan perasaan saya, bahwa dalam diri saya seharusnya ada dalam keadaan yang lebih sempurna, pada tingkat kesempurnaan yang hanya diketahui oleh sedikit musisi."
Pertama-tama, Beethoven mengatakan ia kehilangan kemampuan untuk mendengar frekuensi tertentu, tetapi seiring waktu, dirinya kehilangan sebagian besar pendengarannya.
"Ada laporan yang menggambarkannya sebagai tuli dan berbicara dengan keras," kata Prof Tunbridge, "tetapi tidak diketahui persis bagaimana situasinya."
Apa yang diketahui bahwa pada tahun 1818 sudah sulit baginya untuk memahami ucapan orang, jadi dia memintanya untuk menulis pertanyaan-pertanyaannya dan komentarnya.
Ada anekdot yang terekam di akhir hidupnya yang menunjukkan bahwa Beethoven masih bisa menangkap suara tertentu, meski dengan cara yang halus, seperti saat ia terkejut mendengar jeritan bernada tinggi.
Kekuatan Untuk Hidup Seorang Beethoven
Ada beberapa catatan tentang kejadian ini, Laura Tunbridge, seorang profesor musik di Universitas Oxford dan penulis biografi terbaru "Beethoven: a life in nine pieces".
Ia menjadi komposer dengan imajinasi, hasrat, dan kekuatan yang luar biasa - ditandai dengan kepribadian yang kompleks dan kontradiktif.
Tahun-tahun paling berpengaruh di masa mudanya bertepatan dengan Perang Napoleon, saat terjadi pergolakan politik yang fenomenal di sebagian besar Eropa.
Meskipun Beethoven lahir di Jerman, ia diakui dan diadopsi sebagai salah satu musisi terhebat Wina.
Sebuah prestasi yang luar biasa di kota yang juga mencatat Wolfgang Amadeus Mozart, Joseph Haydn, Franz Schubert dan Antonio Vivaldi sebagai putra-putra daerah itu.
"Melalui berbagai cara, dia merevolusi ruang lingkup musik dalam hal suara dan volume," kata Prof Tunbridge.
"Dengan ambisinya, dan kepercayaan bahwa musik dapat mengekspresikan gagasan dan perasaan, ia menunjukkan bahwa musik lebih dari sekadar hiburan murni, namum memiliki arti yang jauh lebih dalam," tambah akademisi itu.
"Beethoven memainkan peran kunci dalam mengangkat musik ke bentuk seni," kata Prof Tunbridge.
Pada saat yang sama, ia juga memiliki reputasi sebagai orang yang pemarah, egois, narsistik, tidak ramah, suka cemberut, frustrasi dalam hal romantika, tidak terawat, pelit, hipokondriak... dan pecandu alkohol.
"Itu adalah bagian dari mitos yang meromantisasi Beethoven," kata Prof Tunbridge, karena "kita lebih suka citra seorang seniman yang tersiksa oleh kekacauan internalnya dan penyakit-penyakitnya secara fisik".
Mengilustrasikannya sebagai seorang master yang mendedikasikan dirinya pada seni di atas segalanya, dengan kemampuan untuk menciptakan karya yang berada di luar imajinasi kita, membuat Beethoven terlihat seperti seseorang yang bukan dari dunia ini.