Dalam Heiligenstadt Testament, "Beethoven memutuskan bahwa hidup terus memiliki nilai, bahwa ia akan terus mengarang, dan bahwa musiknya akan menyelamatkannya," kata Prof Tunbridge.
Karena keunggulan instrumen Beethoven adalah piano, ia terus mengarang musik dengan instrumen itu, dengan bantuan berbagai perangkat yang ditambahkan untuk memperkuat suara.
Meski begitu, instrumen Beethoven yang paling kuat adalah otaknya.
"Anda harus ingat bahwa musisi sangat bergantung pada imajinasi mereka, bahwa mereka dapat mendengar suara di kepala mereka, dan bahwa Beethoven telah menciptakan musik sejak masa kanak-kanak," jelas Prof Tunbridge.
"Mungkin dia tidak bisa mendengar dunia luar, tetapi tidak ada alasan untuk berpikir bahwa kemampuan mendengarkan musik dalam pikirannya memburuk atau kreativitas musiknya berkurang," tambah profesor itu.
Kematian Beethoven
komposer itu menderita "penyakit radang usus, sindrom iritasi usus besar, diare hebat, penyakit Whipple, depresi kronis, keracunan merkuri, dan hipokondriasis".
Sehari setelah kematian Beethoven (27 Maret 1827), dokter terkemuka Johannes Wagner melakukan otopsi pada jenazahnya dan menemukan perutnya bengkak, dengan hati rusak parah dan mengerut hingga seperempat dari ukuran normal - semua hal yang merupakan indikator sirosis akibat konsumsi alkohol.
5 karya Legendaris Ludwig van Beethoven
1. Piano Concerto No. 2 dalam B flat mayor
2. Piano Sonata No.14, 'Cahaya Bulan'
4. Simfoni No. 5 dalam C minor
(Redaksi)