Minggu, 7 Juli 2024

Kisah Cinta Naif Raja Duryodana dengan Istri Cantiknya yang Keblinger

Penulis: Er Riyadi

Minggu, 2 Januari 2022 15:47

KisahKisah cinta naif Raja Duryodana dengan istri cantiknya, Dewi Banowati putri Raja Salya dari Mandaraka yang keblinger. (Andre/redaksi idenesia.co)

Pesan Sang Paman, Duryodana mesti membangun koalisi yang lebih gemuk. Itu harga mati jika hendak memenangkan pertempuran Kurusetra.

Mau tidak mau, Hastinapura mesti melobi Raja Salya.

“Bagaimana mungkin kita bisa merebut hati Prabu Salya?, sedangkan mereka bertetanggaan dengan Pandawa sejak jaman kuda gigit besi. Bukankah Salya itu masih iparnya Pandu, ayah Pandawa," Duryodana gelisah.

"Prabu Salya kan punya tiga putri yang cantik tiada banding. Pinanglah salah satunya, maka perkawinan paduka ini pasti akan menyatukan dua kerajaan," Sengkuni lalu terkekeh kala itu.

Tanpa pikir dua kali, berangkatlah Raja Duryodana ke Mandraka.

Prabu Duryodana datang menemui Prabu Salya, memohon menjadi menantu raja Mandraka, Prabu Salya

Mula-mula ia bertunangan dengan Dewi Erawati, Puteri Prabu Salya yang tertua, tetapi gagal karena Erawati diculik oleh Baladewa untuk diperistri, Salya yang sombong semula keberatan jika Erawati diperistri oleh Baladewa, namun keberatannya baru mencair setelah Salya tahu bahwa Baladewa juga Raja di Mandura.

Kedua kalinya Prabu Duryudana bertunangan dengan puteri Prabu Salya yang kedua, bernama Dewi Surtikanti, tetapi puteri itu diperisteri oleb Raden Suryaputra, yang kemudian bernama Adipati Karna. 

Surthikanti diikhlaskan menjadi milik Karna, sebagai jaminan kesetiaannya Karna agar bersedia membela Kurawa

Duryodana belum laku.

Akhirnya, yang ketiga dan satu-satunya, tinggal Dewi Banowati, puteri Prabu Salya yang ketiga.

Tetapi hati Duryodana ragu, Sang Raja tahu, Banowati tengah beradu kasih dengan Arjuna.

Tapi ini politik, maksud kakak tertua Kurawa itu. Tidak ada cinta, hanya kebutuhan koalisi mengalahkan Pandawa.

Tuhan punya rencana yang lucu.

Bertemulah Duryodana dan Banowati. Sumpah mati, Raja Hasina itu jatuh cinta. Dadanya seperti ditumbuk godam sesak. Tapi mulutnya tak berhenti tersenyum.

Duryodana jatuh cinta. Mereka menikah.

"Ngawur!!!" mata Duryodana langsung membelalak kala mendengar syarat Banowati atas pertunangan mereka.

"Gilllaaa....!!!" lanjut Raja Hastinapura itu.

Memang syarat dari Banowati memang cukup gila. Ia mau diperistri, tapi saat acara mandi-mandi pernikahan, Banowati meminta syarat dimandikan Arjuna.

Katakan? Calon suami mana yang mau menerima syarat konyol itu.

Tapi itulah Duryodana, raja kita sudah jatuh cinta. Dia mau berkorban apa saja.

Duryodana yang berhati lemah lembut penuh cinta seperti kain sutera kapas akhirnya menuruti keinginan kekasihnya itu.

Pernikahan tanpa cinta itu akhirnya dilangsungkan. 

Di sini masalahnya, meski resmi jadi Ratu Hastinapura, Banowati nyatanya masih suka memadu kasih dengan Arjuna.

Ini dilakukan tidak sekali, tetapi berkali-kali, Saat Duryodana sedang pergi bertugas menghimpun rapat gabungan koalisi, istrinya justu main serong.

Kegilaan itu memang diketahui Aswatama, petinggi kerajaan Hasinapura, tapi Banowati tetap bodo amat.

Sampailah pada saat yang mengguncang Marcapada. Banowati hamil, lalu melahirkan bayi laki-laki kembar pengantin, Laksmanakumara dan Dewi Lesmanawati.

Kata orang rupa anak-anak itu mirip Arjuna, tapi Duryodana masih kegirangan. Kedua anaknya itu tanpa dosa, terlihat kuat.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat