"Bagi Soekarno, sepak bola adalah alat-alat perjuangan" tambahnya.
Baginya, sepak bola dapat menunjukan eksistensi kebangsaan dan kenegaraan secara global.
Indonesia mengikutsertakan tim nasional sepak bolanya di Asian Games untuk pertama kalinya dengan membentuk tim nasional yang pertama setelah era kemerdekaan.
PSSI membentuk timnas untuk Asian Games I, di New Delhi melalui keputusan kongres PSSI, tahun 1950 di Semarang.
Presiden Soekarno memberi selamat setelah memberikan piala kepada seorang pemain yang menjuarai pertandingan sepak bola di Lapangan Bataviase Voetbal Club (BVC).
"Secara langsung, sepak bola memiliki misi diplomatik untuk membudayakan seperti apa sepak bola Indonesia, sekaligus ajang promosi Indonesia secara resmi yang selalu mendapat dukungan negara" tambahnya.
Hal ini ditulis juga dalam buku karya Maulwi Saelan yang berjudul Sepak Bola Jilid 1, terbitan 1970.
Ia mendeskripsikan maksud dari persepsi Soekarno tentang sepak bola.
"Sebelum pertandingan dimulai, dalam sepak bola terdapat seremoni berupa pemutaran dan menyanyikan lagu kebangsaan ketika kedua kesebelasan timnas akan bertanding" tulisnya.
Maulwi Saelan menambahkan dalam tulisannya,"Ia (Soekarno) memfasilitasi beragam kebutuhan dalam sepak bola nasional, mulai dari infrastruktur hingga pendanaan, semua dikeluarkan untuk mewujudkan gelora nasionalisme melalui sepak bola".
Demi merealisasikan cita-citanya, ia kemudian memprakarsai berdirinya stadion megah, Gelora Bung Karno pada 21 Juli 1962.
Soekarno dan PSSI telah berupaya mengirim sejumlah atlitnya ke berbagai ajang internasional.