Senin, 25 November 2024

Asal-usul dan Sejarah

Menelusuri Rekam Jejak Cekungan Kutai di Kaltim, Batu Putih jadi Saksi Bisu Gugusan Delta Purba Mahakam

Bonus Bintang Daratan dan Sunrise Fajar Samarinda

Kamis, 16 Desember 2021 23:40

Batu putih jadi saksi bisu gugusan Delta Mahakam Purba. Menelusuri rekam jejak Cekungan Kutai di Kaltim, tengok bonus panorama sunrise fajar. (Er Riyadi)

IDENESIA.CO - Bukit Batu Putih Suryanata jadi salah satu saksi bisu peninggalan gugusan Delta Purba Mahakam.

Ya, bukit yang menjulang tinggi ke langit itu merupakan rekam jejak gugusan Cekungan Kutai di Samarinda, Kaltim.

Gugusan Delta Mahakam Purba, membentang dari Balikpapan, Samarinda, hingga Kutai Barat.

Mereka bersatu dalam daratan bernama Cekungan Kutai.

Delta Mahakam Purba menjadi rekorder (perekam) seluruh kejadian pembentukan daratan di timur Kalimantan.

Seluruh kejadian dorongan endapan hingga jadi daratan terekam seluruhnya, menunggu waktu untuk diungkap.

Pembentukan Bukit Batu Putih Suryanata adalah konsekuensi logis atas fenomena dorongan Delta Mahakam Purba.

Bukit Batu Putih di Jalan P. Suryanata, Samarinda, terdiri dari susunan batu gamping.

Susunan itu jadi penanda utama di masa lalu, bahwa Bukit Batu Putih menjadi bagian dari ekosistem laut.

Dorongan endapan yang terjadi selama periode pembentukan Delta Mahakam Purba, memaksa ragam koral hingga hewan laut tipe kerang-kerangan ikut terbawa ke puncak bukit.

Bagian laut itu terdorong hingga ratusan meter dari tempatnya semula.

"Formasi Batu Putih ini relatif berusia Miosen Bawah. Terendapkan sekitar 23 hingga 16 juta tahun lalu," mengutip penelitian Land & Jones (1987).


Panorama bintang daratan di Batu Putih, Samarinda. (Redaksi Idenesia.co)

Penulis tiba sore hari di Bukit Batu Putih, kontur bebatuan gamping menjadi jajakan bagi mereka yang mengujungi.

Beberapa jenis batu gamping yang terdapat di Bukit Batu Putih, di antaranya Rudstone, gamping koral yang setelah terubah seperti di wilayah Labanan, Berau.

Kadangkala, kristal kalsit (CaCO3) dapat pula ditemui di sini.

Ketebalan relatif 2 hingga 50 meter. Lingkungan pengendapannya diperkirakan adalah laut dangkal," lanjut tulisan Land & Jones.

Dan 15 juta tahun yang lalu, edapan lumpur secara konstan terdorong dari dasar laut, dampak pergeseran lempeng.

Dorongan semakin kuat menuju arah Pulau Kalimantan Purba kala itu.

Penuturan Fajar Alam, Chairman Ikatan Ahli Geologi Indonesia Kaltim, dorongan endapan masa lampau semakin kuat ditemukan di Samarinda.

“Di Samarinda masih lumayan rapat, kemiringan di daerah Batu Putih sekitar 70-80 derajat. Artinya, lipatan masih cukup rapat, tapi ke daerah Handil, Samboja, Muara Jawa, Muara Badak, atau sekitar pesisir pantai, lipatannya hanya berkisar 40-60 derajat,” terangnya.

Bicara potensi terkandung di Bukit Batu Putih, punya sejuta kekayaan yang mesti diungkap satu persatu

"Ragam corak batu gamping seperti ini bisa menjadi tempat pembelajaran yang baik bagi semua kalangan yang tertarik mempelajari kebumian," lanjutnya.


Panorama sunrise Batu Putih, Samarinda. (Redaksi Idenesia.co)

Bonus Bintang Daratan dan Sunrise

Bukit Batu Putih Suryanata, menjadi bagian gugusan Delta Mahakam Purba.

Salah satu pilihan tempat terbaik memandang gemerlap bintang daratan alias lampu-lampu perkotaan Samarinda dari ketinggian.

Fajar adalah waktu terbaik berada di Bukit Batu Putih.

Usai menikmati cahaya lampu yang mewarnai panorama malam, perlahan cahaya matahari melambai menggantikan tugas rembulan yang lelah.

Suguhan tersebut menjadi bonus yang menenangkan di lokasi. (Er Riyadi)

Tag berita:
IDEhabitat