Dalam pesantren tersebut bukan hanya ilmu agama yang diajarkan, tetapi juga pengetahuan umum ikut mengiringi pengajaran agama Islam.
Para santri belajar membaca huruf latin, menulis dan membaca buku-buku yang berisi pengetahuan umum, berorganisasi, dan berpidato.
Itulah enam tokoh penting hari pendidikan. Selamat Hari Pendidikan Nasional!
Raden Mas Soewardi Soerjaningrat atau Ki Hajar Dewantara lahir pada 2 Mei 1889. Ia adalah anak dari GPH Soerjaningrat, yang merupakan cucu dari Pakualam III.
Ki Hajar Dewantara dikenal berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu. Pasalnya, bangku pendidikan kala itu hanya bagi anak-anak kelahiran Belanda atau orang kaya.
Kritiknya terhadap pemerintah kolonial menyebabkan ia diasingkan ke Belanda. Saat kembali ke Indonesia, ia mendirikan sebuah lembaga pendidikan bernama Taman Siswa.
Atas jasanya, namanya diabadikan sebagai salah sebuah nama kapal perang Indonesia, KRI Ki Hajar Dewantara. Potret dirinya diabadikan pada uang kertas pecahan Rp20 ribu tahun emisi 1998.
Nama Ki Hajar Dewantara juga dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden RI, Soekarno, pada 28 November 1959 (Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 305 Tahun 1959, tanggal 28 November 1959).
4. RA. Kartini
Raden Adjeng Kartini Djojo Adhiningrat atau RA Kartini lahir di Jepara, pada 21 April 1879. Ia berasal dari keluarga bangsawan, ayahnya RM Sosroningrat adalah guru agama di Kota Jepara.
Berasal dari keluarga bangsawan membuatnya memperoleh pendidikan di sekolah bernama ELS (Europa Lagre School) setingkat SD, sampai usia 12 tahun.
Kartini dikenal sebagai pejuang emansipasi di Indonesia yang memperjuangkan hak-hak wanita.
Ia berhasil mengantarkan wanita Indonesia menjadi lebih berperan, khususnya dalam hal pemerataan pendidikan.