Kepemimpinan Muso Salim, terlihat saat pertempuran di Sampirang (Kalsel).
Ketika pasukan perjuangan di Kalsel terdesak KNIL, pucuk pimpinan secara fisik beralih ke Muso yang dengan sukses membawa pasukan selamat menembus kepungan musuh, bahkan dapat menyita sejumlah senjata musuh.
Namun sayang, setelah perjuangan yang memakan banyak pengorbanan harta, air mata, darah, dan nyawa itu, tidak begitu dihargai pemerintah.
Muso yang layak menyandang gelar Pahlawan Kemerdekaan dari tanah Kutai tersebut, mulai terlupakan seiring berlalunya zaman.
Berbagai penghargaan yang diberikan pemerintahan pusat pada era Sukarno, meskipun tidak terbantahkan sebagai bukti otentik perjuangannya, tetap dianggap belum layak.
Muso mendapat penghargaan berupa pangkat Letnan Dua (Letda) TNI AD, Surat Kehormatan dari Menteri Pertahanan RI Sultan Hamengkubuono IX, 2 Desember 1947.
Penghargaan Pahlawan dari Presiden RI Sukarno 5 Juni 1960, Satya Lancana Perang Kemerdekaan 1 dan 2 dari Menteri Pertahanan RI, Ir Djuanda, 5 Juni 1960. (Er Riyadi)