Minggu, 6 Oktober 2024

Kabar Nasional Terkini

Mengenal Rare Earth, Harta Karun Super Langka di Balik Semburan Lumpur Lapindo yang Diburu Dunia

Mineral Logam Tanah Jarang

Minggu, 23 Januari 2022 20:0

Mengenal Rare Earth, harta karun langka di balik semburan lumpur Lapindo yang diburu dunia. Mineral logam tanah jarang. (suara)

IDENESIA.COMengenal Rare Earth, harta karun langka di balik semburan lumpur Lapindo.

Kendati jadi momok di Sidoarjo, Jawa Timur, Lumpur Lapindo belakangan ini jadi sorotan.

Lantaran lokasi semburan lumpur Lapindo dilaporkan menyimpan harta karun super langka.

Kabarnya harta karun tersebut sampai-samoai diburu banyak pihak di dunia.

Adalah mineral logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth.

Temuan tersebut dilaporkan Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Tidak hanya itu, Badan Geologi Kementerian ESDM juga mencatat adanya potensi logam raw critical material yang jumlahnya besar.

Ia melebihi kapasitas logam tanah jarang di daerah tersebut.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM, Eko Budi Lelono menyampaikan bahwa pihaknya sudah melakukan penyelidikan terkait mineral logam tanah jarang di Lumpur Lapindo, Sidoarjo sejak tahun 2020 lalu.

"Tahun 2020 penyelidikan di sana, dan teman-teman kami terlibat dan lakukan kajian secara umum di Sidoarjo. Ada indikasi logam tanah jarang ini, selain logam tanah jarang ada logam raw critical material yang jumlahnya lebih besar dari logam tanah jarang," paparnya.

Tahun 2021, Badan Geologi Kementerian ESDM sudah melakukan kajian secara mendetail atas temuan tersebut dan hingga kini hasilnya masih dalam pemrosesan.

Eko mengatakan hasil kajian baru akan diberikan kepada publik jika sudah tuntas dilakukan.

"Tahun 2022 kami lakukan kajian dengan Ditjen Minerba, dan kerjasama dengan salah satu Litbang ESDM pusat yakni Tekmira terkait potensi untuk logam tanah jarang tersebut," imbuhnya.

"Ini kerjasama dengan dua institusi dan perlu koordinasi akan hasilnya dan diintegrasikan. Saat ini sedang diintegrasikan sehingga nanti kita bisa tahu potensi logam tanah jarang di Sidoarjo."

Seperti diketahui, logam tanah jarang berfungsi sebagai bahan baku energi dalam pembuatan baterai, dan dalam hal ini bisa sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Bahkan, mineral tanah jarang juga bisa menjadi bahan baku pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN).

Berdasarkan data survei Badan Geologi Kementerian ESDM tahun 2009 - 2020, tercatat saat ini sebuah wilayah di Tapanuli, Sumatera Utara memiliki logam tanah jarang sekitar 20.000 ton.

Sementara di Bangka Belitung ada sekitar 186.000 ton mineral monasit yang mengandung logam tanah jarang, dan monasit ini dijumpai bersama endapan timah.

Kemudian ada juga kajian di Kalimantan Barat potensi logam tanah jarang dalam bentuk laterit 219 ton dan Sulawesi 443 ton.

Kementerian ESDM juga membuka peluang investasi untuk menggarap eksplorasi logam tanah jarang ini.

Khususnya pada sektor teknologi untuk memproses perolehan eksplorasi. (redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat