Di antara semua tantangan selama masa transisi tersebut, polusi metana menjadi tantangan serius dan utama yang membutuhkan solusi segera.
"Emisi metana akan menyebabkan dampak pemanasan global yang lebih besar dalam satu dekade ke depan dibandingkan dampak dari emisi pembakaran semua bahan bakar fosil di mana pun di planet ini dalam satu dekade ke depan," ujarnya memperingatkan.
Dia juga menyampaikan harapan bahwa sesi ke-28 Konferensi Para Pihak Konvensi Kerangka Kerja PBB tentang Perubahan Iklim (COP28), yang akan digelar di Uni Emirat Arab akhir tahun ini, pada akhirnya akan membuahkan rencana aksi nyata bagi semua negara untuk menurunkan emisi metana dari sektor minyak dan gas.
Meski "pernyataan keras" tentang pentingnya hidrogen diperdengarkan dalam CERAWeek, forum energi global tahunan paling berpengaruh yang digelar selama lima hari di Houston, Krupp tampak kurang optimistis.
Dia menyatakan bahwa walaupun sangat penting untuk penggunaan tertentu, hidrogen akan menjadi "gas rumah kaca yang sangat kuat seperti metana" jika bocor ke atmosfer.
Menjelang COP28, Krupp berharap semakin banyak negara akan bersatu dan membuat kemajuan terlepas dari perbedaan antara Global South dan Global North dalam soal aksi iklim.
"Kita semua berada di perahu yang sama," tuturnya. "Tidak ada yang lebih penting daripada kerja sama geopolitik untuk melawan ketegangan."
"Kita perlu membangun jembatan antara semua negara dan menyelesaikan masalah ini bersama-sama," katanya.