IDENESIA.CO - Masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan air mineral dalam kemasan bermerek Aqua. Aqua pertama kali didirikan pada tahun 1973 oleh Tirto Utomo dengan nama PT Golden Mississippi.
Pabrik pertamanya berada di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat, Pada 1974, perusahaan ini merilis produk pertama dalam bentuk kemasan botol kaca berukuran 950 ml dari pabrik di Bekasi dengan harga per botol saat itu Rp 75.
Perusahaan terus berkembang hingga mendirikan pabrik keduanya di Pandaan, Jawa Timur pada tahun 1984. Tahun 1985, pengembangan produk Aqua dalam bentuk kemasan PET 220 ml.
Selanjutnya, pada 1993, Aqua Group menyelenggarakan program Aqua peduli dengan melakukan daur ulang botol plastik kemasan Aqua menjadi materi yang dapat digunakan kembali.
Sejarah Tirto Utomo
Berdasarkan informasi pada laman resminya, Aqua didirikan oleh Tirto Utomo. Pria kelahiran Wonosobo, 8 Maret 1930 ini awalnya mendirikan perusahaan yang diberi nama PT Golden Mississippi sebagai pelopor perusahaan air minum dalam kemasan (AMDK) pertama di Indonesia.
Mengutip Biografiku, perjalanan Tirto dalam menjalani pendidikan semasa sekolahnya tidaklah mudah. Karena di Wonosobo tidak ada SMP maka Tirto Utomo harus bersekolah di Magelang yang berjarak sekitar 60 kilometer, perjalanan itu ditempuh dengan sepeda.
Namun, kehidupan Tirto tergolong lumayan karena orangtuanya pengusaha susu sapi dan pedagang ternak. Lulus SMP Tirto Utomo melanjutkan sekolah ke HBS (sekolah setingkat SMA di zaman Hindia Belanda) di Semarang dan kemudian di Malang. Masa remaja Tirto Utomo dihabiskan di Malang dan di situlah dia bertemu dengan Lisa / Kienke (Kwee Gwat Kien).
Selama dua tahun kuliah di Universitas Gajah Mada yang ada di Surabaya, Tirto sempat mengisi waktu luang sebagai wartawan Jawa Pos dengan tugas khusus meliput berita-berita pengadilan. Namun, karena kuliah tidak menentu, akhirnya Tirto pindah ke Fakultas Hukum Universitas Indonesia.
Di Jakarta sambil kuliah ia bekerja sebagai Pimpinan Redaksi harian Sin Po dan majalah Pantja Warna. Tirto menikah dengan seorang wanita bernama Lisa. Mereka menikah pada 21 Desember 1957 di Malang.
Namun, perjalanan hidup Tirto tak selamanya mulus, musibah datang pada tahun 1959. Tirto diberhentikan sebagai pemimpin redaksi Sin Po. Akibatnya sumber keuangan keluarga menjadi tidak jelas. Namun, akibat peristiwa itulah Tirto Utomo memiliki kemauan yang bulat untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Hukum UI.