Pada awalnya, untuk bidang ini terdiri dari 12 anak perusahaan yang saham-sahamnya dimiliki oleh Tirta Investama.
Menurut Willy, go private ini juga sesuai dengan kebijakan global induk perusahaan yakni Grup Danone untuk membeli saham-saham yang dimiliki oleh pemegang saham non-strategis di dalam investasi-investasinya.
Willy juga menegaskan, tidak ada alasan bagi AQUA untuk tetap mencatatkan saham-sahamnya di bursa mengingat tidak aktifnya perdagangan saham AQUA di bursa. Perseroan melakukan pembelian atas sisa saham yang masih dimiliki publik sebanyak 6,4% sebesar Rp 100.000 per saham.
Harga tersebut mencerminkan 65% lebih tinggi dari harga penutupan sebelum pengumuman 30 September 2005 sebesar Rp 59.000 per saham.
Adapun harga tender offer selanjutnya ditetapkan dengan harga sebesar Rp 500.000 per saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan di Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (22/9/2010).
Komposisi pemegang saham AQUA saat itu adalah PT Tirta Investama 12.419.090 saham (94,35%) dan publik 743.383 saham (5,65%). Dengan harga sebesar Rp 500.000 per saham, maka total dana yang harus dirogoh Tirta Investama saat itu sebesar Rp 371,691 miliar.
Aqua di bawah brand Danone dan terus ekspansi. Danone sendiri merupakan produsen makanan dan minuman yang berkantor pusat di Prancis kendati pendiriannya berawal dari Spanyol. Empat produk utamanya adalah susu segar, nutrisi awal kehidupan, air, dan gizi medis.
Situs resmi Danone mencatat, brand ini lahir berkat penggabungan BSN dan Gervais Danone pada Desember 1972 di Spanyol. Merger ini juga terjadi setelah pertemuan antara dua pengusaha saat itu, Daniel Carasso dan Antoine Riboud.
Pendirian Danone awal mulanya pada 1919 yang didirikan di Barcelona, Spanyol, oleh Isaac Carasso dengan nama awal anaknya yakni Daniel Carasso, yang punya nama panggilan Danon.
(Redaksi)