IDENESIA.CO - Dokumenter Harry & Meghan yang tayag di Netflix ini belum memiliki tujuan yang jelas dalam penyampaian yang ingin disampaikan ke publik, hanya sekedar keluhan dua orang yang sudah dihujani berbagai keistimewaan. Dokumenter ini terdiri dari 2 Volume yang pertama ditayangkan di tanggal Volume I: 8 Desember dan Volume II:15 Desember.
Memang dokumenter ini adalah wadah pasangan paling disorot dan drama dari keluarga Kerajaan Inggris tersebut untuk buka suara dan membantah segala rumor dan tudingan yang beredar selama ini.
Hanya ada beberapa hal yang saya anggap cukup spesial dari dokumenter ini, misalnya saja kisah mereka pacaran diam-diam, kencan pertama, petualangan ke Afrika bersama, hingga bagaimana mereka kabur dari kejaran media.
Sisanya, dokumenter ini hanya berupa bantahan, tudingan, kritikan ke media dan Istana, dan beberapa cocoklogi dari Harry dan Meghan soal 'penderitaan' mereka yang sebenarnya dirasakan oleh banyak tokoh publik lainnya.
Jangan tanya berapa banyak selebritas yang diberitakan miring atau menuai hujatan dan ancaman karena popularitas dan budaya cancel culture yang makin menggila karena media sosial. Banyak.
Namun dalam dokumenter ini, yang semestinya memberikan sudut pandang humanis dan bisa meningkatkan pencitraan akan Meghan dan Harry di mata publik, justru menampilkan banyak blunder.
Misalnya saja soal bagaimana mereka memutuskan untuk keluar dari Kerajaan Inggris dengan alasan lepas dari pembiayaan publik agar tidak bisa seenaknya dikritik, tapi tetap hidup dalam balutan kemewahan.