Wilhelm dan Jerman secara keseluruhan tak punya kepentingan substantif di Maroko.
Kehadiran Wilhelm hanya untuk mengacaukan atau perjanjian antara Inggris-Prancis, atau Entente Cordiale.
Entente Cordiale sebenarnya bukan cerminan aliansi untuk melawan Jerman, melainkan solusi persaingan imperialis Inggris dan Prancis di Afrika Utara.
Menurut ketentuan aturan ini, Inggris bisa mendapat kepentingannya di Mesir, sementara Prancis bebas memperluas kekuasaan dari Aljazair hingga Maroko.
Pada Januari 1906, konferensi internasional digelar di Algeciras, Spanyol, untuk membuat perjanjian soal Maroko.
Dalam kesepakatan ini, Prancis mendapat wilayah lebih besar.
Prancis Menduduki Maroko
Pada 1907, Prancis mulai menduduki salah satu kota di Maroko yakni Casablanca.
Lalu pada April 1911, Maroko mengalami Krisis Kedua.
Ketika itu, Prancis mengerahkan pasukan besar-besaran ke Kota Fez, memicu krisis Agadir.
Di tahun yang sama, pihak berwenang Prancis mengklaim suku pemberontak melakukan perlawanan di Maroko.
Tindakan itu dianggap berbahaya bagi Fez.
Namun, Jerman menuding Prancis mengobarkan pemberontakan suku untuk menciptakan alasan agar bisa menduduki Maroko.
History mencatat bahwa Jerman lantas mengirim kapal penjelajah angkatan laut, Panther, dan berlabuh di pelabuhan Agadir, Maroko.
Penyerahan Kedaulatan Maroko kepada Prancis
Pada 1912, Prancis dan Maroko menandatangani Traktat Fez.
Kesepakatan ini berisi penyerahan kedaulatan Maroko kepada Prancis. Maroko pun menjadi protektorat Prancis hingga 1956.