Kejatuhan Assad menandai berakhirnya kekuasaan keluarga al-Assad yang telah memerintah Suriah selama lebih dari lima dekade sejak ayahnya, Hafez al-Assad, mengambil alih kekuasaan pada tahun 1971.
Kehidupan pribadi
Bashar al-Assad menikah dengan Asma al-Akhras, seorang ekonom yang lahir dan besar di Inggris. Pasangan ini memiliki tiga anak. Assad juga dikenal fasih berbahasa Inggris dan Prancis, serta memiliki latar belakang akademis di bidang kedokteran mata.
Kontroversi
Warisan Bashar al-Assad sebagai pemimpin Suriah dipenuhi kontroversi. Meskipun ia memulai masa jabatannya dengan janji reformasi, pemerintahannya justru ditandai oleh pengabaian hak asasi manusia, konflik brutal, dan kehancuran ekonomi. Kejatuhannya memberikan harapan baru bagi rakyat Suriah untuk memulai era politik yang lebih demokratis dan inklusif, meskipun tantangan besar masih menanti negara tersebut di masa transisi.
Digulingkannya rezim Assad juga membuka babak baru dalam geopolitik Timur Tengah, dengan dampak signifikan terhadap hubungan internasional Suriah dan stabilitas regional.
(Redaksi)