IDENESIA.CO - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan bahwa banjir terjadi akibat hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah hulu di Waduk Gajah Mungkur sejak beberapa hari terakhir.
Akibatnya Lima kabupaten/kota terendam banjir usai Sungai Bengawan Solo meluap dan kehilangan kemampuan untuk menampung debit air.
Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, menyebutkan lima daerah itu adalah Kabupaten Wonogiri, Kabupaten Klaten, Kabupaten Sukoharjo, Kota Surakarta, dan Kabupaten Karanganyar.
"Selain hujan di kawasan hulu, banjir juga dipicu oleh naiknya intensitas curah hujan di lima wilayah tersebut, atau yang juga dikenal dengan Solo Raya," kata Abdul dalam keterangan tertulis, Sabtu (18/2).
Berdasarkan data yang dihimpun Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, wilayah Kabupaten Wonogiri yang terdampak adalah dua desa di satu kecamatan dengan jumlah warga yang terdampak sebanyak 248 orang.
Kemudian di Kabupaten Klaten terdapat delapan desa di lima kecamatan yang terdampak, dengan jumlah pengungsi sebanyak 295 orang.
"Di wilayah Kabupaten Sukoharjo terdapat 13 desa di 3 kecamatan yang terdampak. Sebanyak 2.000 orang dari 6.136 yang terdampak terpaksa harus mengungsi," tambahnya menjelaskan.
Selanjutnya, di Kabupaten Karanganyar ada 12 desa di 3 kecamatan yang terdampak. Adapun warga yang terdampak sebanyak 637 dengan total kerugian hingga 30 juta rupiah.
Menurutnya, hingga saat ini sebagian besar wilayah ketinggian muka air masih stabil dan belum ada tanda-tanda akan surut.
Namun, ada beberapa lokasi yang sudah mengalami penurunan muka air.
Selain itu, BPBD masing-masing wilayah juga memberikan bantuan logistik dan peralatan, serta kebutuhan dasar bagi warga terdampak.
Ada juga tim gabungan yang membuka pelayanan kesehatan di lokasi pengungsian.
"Tim gabungan tersebut juga mengupayakan evakuasi warga serta keselamatan masyarakat menjadi prioritas utama," tegasnya.
Kondisi di Waduk Gajah Mungkur
Luapan Bengawan Solo membuat sejumlah daerah yang dilalui sungai terpanjang di Jawa itu kebanjiran. Beberapa di antaranya adalah Kabupaten Wonogiri, Sukoharjo dan Kota Solo. Lantas, bagaimana kondisi Waduk Gajah Mungkur Wonogiri yang menjadi hulu Bengawan Solo?
Kepala Sub Divisi Jasa Air Jasa Tirta III/1 Fendri Ferdian mengatakan saat ini elevasi di waduk tersebut mencapai 136,99 m SHVP pada Jumat (17/2) pagi.
Dengan elevasi tersebut, saat ini status Waduk Gajah Mungkur Wonogiri adalah siaga kuning. Hal itu membuat pihaknya harus mengurangi air di waduk dengan cara membuka spillway atau pintu air.
"Saat ini total outflow atau air yang dibuang baik dari spillway maupun PLTA sebanyak 280 meter kubik per detik," kata Fendri, Jumat (17/2).
Dia mengakui jumlah air yang dibuang tidak sebanding dengan air yang masuk ke waduk itu.
Berdasarkan data per Kamis (16/2), air yang masuk ke Waduk Gajah Mungkur mencapai 528 meter kubik per detik.
Meski demikian, pihaknya akan berusaha tidak akan memperbesar air yang dibuang dari waduk dan dilepaskan ke Bengawan Solo.
Mengingat kondisi sungai di hilir masih siaga.
"Diupayakan tidak menambah outflow spillway (WGM). Mengingat Bengawan Solo siaga," kata dia.
(Redaksi)