IDENESIA.CO - Pada Senin, 20 Januari 2025, dunia menyaksikan pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat yang ke-47, bersama dengan JD Vance yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden. Namun, bukan hanya pasangan presiden yang menarik perhatian, tetapi juga istrimnya Usha Vance, yang kini menyandang gelar Ibu Negara Kedua Amerika Serikat.
Dengan keluarga yang mendampinginya, Usha menghadiri upacara pelantikan yang menandai babak baru dalam perjalanan hidupnya, memasuki dunia politik sebagai bagian dari keluarga besar yang kini memimpin negara.
Meskipun peran Ibu Negara Kedua lebih bersifat seremonial, peran Usha diperkirakan akan sangat penting dalam memberikan dukungan penuh kepada suaminya, JD Vance, saat ia menjalankan tugasnya sebagai Wakil Presiden.
Usha, yang dikenal karena sikapnya yang tenang dan intelektual, telah lama menjadi pembimbing spiritual bagi JD Vance. Dalam buku memoarnya yang terkenal, Hillbilly Elegy, JD menyebut Usha sebagai sosok yang memiliki pengaruh besar dalam hidupnya, terutama dalam menghadapi tantangan sosial yang datang bersama kesuksesan politiknya.
Lahir dengan nama Usha Chilukuri, Usha adalah seorang wanita berusia 38 tahun yang berasal dari keluarga imigran Hindu India di San Diego. Dibesarkan dalam lingkungan akademis yang kuat, Usha memiliki karier gemilang di dunia hukum sebelum memilih untuk mendampingi suaminya dalam dunia politik. Ia bekerja di firma hukum terkemuka, Munger, Tolles & Olson, sebelum akhirnya meninggalkan karier tersebut ketika JD Vance mendapatkan nominasi sebagai Wakil Presiden.
Usha dan JD pertama kali bertemu di Sekolah Hukum Yale, tempat di mana keduanya menjadi mahasiswa yang menonjol. Mereka bertemu sebagai mitra dalam tugas menulis, dan JD menggambarkan Usha sebagai sosok yang memiliki kombinasi kualitas positif yang luar biasa. Pasangan ini menikah pada 2014 dan dikaruniai tiga anak: Ewan Blaine (7), Vivek (4), dan Mirabel Rose (3). Usha, yang sebelumnya terdaftar sebagai Demokrat hingga 2014, juga memiliki pengalaman bekerja sebagai panitera untuk hakim konservatif, termasuk Ketua Mahkamah Agung AS John G. Roberts Jr.
Peran Usha sebagai Ibu Negara Kedua semakin disorot, bukan hanya karena dukungannya terhadap suami, tetapi juga karena gaya fashion yang memikat perhatian publik. Pada upacara pelantikan, Usha tampil menawan dengan gaun paduan warna merah muda peony dari desainer terkenal Oscar de la Renta. Penampilannya yang elegan dengan mantel kasmir yang dibuat khusus, gaun selutut, dan sepatu bot suede ungu muda menambah kesan anggun dan feminin yang sempurna. Ia melengkapi penampilannya dengan anting mutiara berbentuk bunga yang menghiasi telinga, menunjukkan sisi kebangsawanan yang penuh energi feminin.
Namun, gaya Usha tidak berhenti pada hari pelantikan. Di acara Pesta Pelantikan Panglima Tertinggi malam itu, Usha memilih gaun biru berkilau tanpa tali dari Reem Acra, tampil begitu anggun saat berdansa dengan suaminya. Sebelumnya, pada acara penggalangan dana Trump-Vance, ia mengenakan busana dari Oscar de la Renta yang memancarkan kesan formal namun tetap modis.
Sementara dunia menyaksikan perubahan besar dalam kehidupan keluarganya, Usha juga tetap menjadi sosok yang mencerminkan kekuatan pribadi. Sebagai Ibu Negara Kedua, ia membawa perspektif yang unik dengan latar belakang keluarganya yang berasal dari tradisi Hindu dan pengaruh kuat dunia akademis dalam membentuk pandangannya. Dalam wawancaranya dengan Fox News, Usha berbicara tentang bagaimana kekuatan agama Hindu dalam keluarganya membentuk karakter dan pandangannya terhadap kehidupan.
Kehadiran Usha Vance sebagai Ibu Negara Kedua, dengan kombinasi antara intelektualitas, gaya, dan peran penting dalam kehidupan suaminya, membawa dimensi baru pada perjalanan politik keluarga Vance. Kita pun menanti langkah-langkah selanjutnya dari Usha yang akan memperkaya peranannya dalam pemerintahan Amerika Serikat.
(Redaksi)