Minggu, 23 Februari 2025

Wali Kota Samarinda Andi Harun Janji Atasi Kelangkaan LPG 3 Kilogram di Samarinda dengan Perbaikan Tata Kelola Distribusi

Rabu, 5 Februari 2025 20:15

DIWAWANCARAI - Wali Kota Samarinda, Andi Harun (Istimewa)

IDENESIA.CO - Kelangkaan gas LPG 3 kilogram kembali menjadi sorotan di Samarinda, menyusul kesulitan yang dialami masyarakat dalam mendapatkan tabung gas tersebut.

Harga jual yang melonjak tinggi semakin membebani kalangan menengah ke bawah, yang menggantungkan kebutuhan energi rumah tangga mereka pada LPG 3 kg. Hal ini juga memunculkan keresahan di masyarakat yang semakin merasa tertekan oleh kenaikan harga yang terus terjadi.

Menanggapi permasalahan ini, Wali Kota Samarinda, Andi Harun, menyampaikan bahwa pihaknya sudah mengambil langkah strategis untuk menyelesaikan isu kelangkaan LPG di daerah tersebut. Dalam wawancaranya pada Rabu (5/2/2024), Andi Harun menegaskan bahwa ia telah menugaskan Asisten II Pemerintah Kota Samarinda untuk memonitor dan mengkoordinasikan pelaksanaan tugas distribusi LPG di kota tersebut.

“Saya sudah tugaskan Asisten II untuk mengkoordinir pelaksanaan tugas LPG. Ini adalah kesempatan untuk kita memperbaiki tata kelola dan distribusi LPG yang selama ini belum optimal,” ungkap Andi Harun di Balai Kota.

Andi Harun menambahkan bahwa kelangkaan LPG 3 kilogram ini bukan semata-mata masalah distribusi, melainkan juga soal ketepatan sasaran dalam penyaluran. Selama ini, kata dia, ada beberapa pihak yang tidak berhak, termasuk mereka yang mengaku sebagai pelaku UMKM, namun kenyataannya bukan. Untuk itu, ia menekankan pentingnya validitas data agar penyaluran LPG tepat sasaran.

"Data harus akurat untuk mencegah penyalahgunaan. Kami sudah berusaha membuat kartu tepat sasaran dan sedang memetakan UMKM yang benar-benar berhak menerima pasokan gas ini," katanya.

Meski Samarinda telah menerbitkan kartu tepat sasaran, Andi Harun mengakui masih adanya penyimpangan dalam distribusi LPG 3 kg. Oleh karena itu, pihaknya akan terus melakukan perbaikan dan pemutakhiran data penerima untuk memastikan bantuan sampai pada yang membutuhkan.

"Memang masih ada penyimpangan, namun kami terus berupaya menekan ketidakpastian ini. Kami akan terus memperbaiki data dan mendistribusikan LPG sesuai dengan yang berhak," jelas Andi Harun.

Kelangkaan LPG di Samarinda juga disebabkan oleh peran kota tersebut sebagai pusat perdagangan. Banyak orang dari luar daerah, seperti Kutai Kartanegara, Bontang, dan Sangata, datang ke Samarinda untuk membeli LPG dengan harga lebih murah dan kemudian menjualnya kembali dengan harga lebih tinggi. Andi Harun menyebut ini sebagai salah satu masalah besar yang harus segera diatasi.

"Samarinda adalah kota hub, sehingga banyak orang dari luar daerah datang untuk membeli LPG 3 kg dengan harga pasaran yang lebih murah, lalu menjualnya kembali. Ini yang menyebabkan kelangkaan, dan kami harus segera menanganinya," katanya.

Ke depan, Andi Harun berharap adanya koordinasi yang lebih baik antara pemerintah kota dan provinsi untuk mengatasi masalah distribusi LPG 3 kilogram secara lebih holistik. Ia juga berharap akan ada rapat koordinasi tingkat provinsi agar semua variabel yang mempengaruhi distribusi dapat dikelola dengan lebih baik.

“Kami berharap bisa lebih baik lagi dalam koordinasi dengan pemerintah provinsi untuk menyelesaikan masalah ini. Kami ingin ada rapat koordinasi tingkat provinsi agar distribusi LPG bisa diatur secara lebih baik dan merata,” pungkas Andi Harun.
 

(Redaksi) 

Tag berita:
IDEhabitat