Minggu, 6 Oktober 2024

Jamur Berbahaya Superbug yang Kebal terhadap Antibiotik

Sabtu, 25 Maret 2023 10:39

ILUSTRASI - Jamur Candida auris, jamur superbug di rumah sakit dan panti jompo di Amerika Serikat.(Shawn Lockhart/CDC via AP/MEDICAL XPRESS)

IDENESIA.CO - Dalam tiga tahun terakhir,  kasus-kasus jamur berbahaya di Amerika Serikat meningkat tiga kali lipat, hingga menyebabkan 50 negara bagian di AS terjangkit. 

Pandemi COVID-19 kemungkinan mendorong sebagian peningkatan tersebut, kata para peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS dalam makalah yang diterbitkan pada Senin (20/3) oleh Annals of Internal Medicine.

Pekerja rumah sakit disibukkan oleh para pasien COVID-19 dan itu kemungkinan mengalihkan fokus mereka dari upaya untuk mendisinfeksi jenis kuman lain, kata mereka.

Jamur yang memiliki nama latin Candida auris adalah sejenis ragi yang biasanya tidak berbahaya bagi orang sehat, tetapi dapat menimbulkan risiko mematikan bagi pasien rumah sakit dan panti jompo yang rentan.

Jamur itu menyebar dengan mudah dan dapat menginfeksi luka, telinga dan aliran darah.

Beberapa strain disebut sebagai superbug, karena kebal terhadap ketiga kelas obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi jamur.

Jamur itu pertama kali diidentifikasi di Jepang pada tahun 2009 dan telah ditemukan di lebih banyak negara. Kasus di AS pertama terjadi pada 2013, tetapi tidak dilaporkan hingga 2016.

Tahun itu, pejabat kesehatan AS melaporkan sebanyak 53 kasus.

Penelitian terbaru menemukan kasus itu terus meningkat, dari 476 kasus pada 2019, naik menjadi 756 tahun 2020, hingga 1.471 tahun 2021.

Dokter juga telah mendeteksi jamur itu pada kulit ratusan pasien lain, membuat mereka berisiko menularkannya kepada orang lain.

Banyak dari kasus-kasus pertama di AS merupakan kasus penularan yang diimpor dari luar negeri. Namun, sekarang kebanyakan infeksi menyebar di dalam AS, menurut penyusun laporan itu. 

Proses bakteri menjadi superbug

ILUSTRASI- Jamur Superbug

Mengutip Verywell Health, semua spesies bakteri berkemungkinan menjadi superbug.

Superbug juga hasil dari penyalahgunaan antibiotik. Ketika seseorang tidak menggunakan obat antibiotik secara benar, misalnya tidak menghabiskan semua infeksi bakteri tidak sepenuhnya dihancurkan.

Bakteri yang tersisa atau strain yang telah berevolusi untuk bertahan hidup dari antibiotik.

Semakin sering seseorang menggunakan antibiotik, makin rentan terhadap infeksi superbug.

Pada 2016, seorang perempuan di Nevada meninggal karena infeksi yang ditemukan kebal terhadap 26 antibiotik berbeda yang tersedia di Amerika Serikat. Ia tertular infeksi di rumah sakit India saat mengobati patah kaki.

Mengutip Antara, pakar mikrobiologi klinis Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Yulia Rosa Saharman menjelaskan, penggunaan antibiotik yang tidak tepat seperti terlalu sedikit, sering atau berkepanjangan membuat bakteri mencoba mempertahankan bentuknya dengan bermutasi.

“Dia membentuk seperti tameng dan mengubah bentuk, jadi antibiotik tidak bisa membunuh bakteri tersebut,” katanya. Ia mengatakan, mutasi bakteri berubah sifatnya.

Superbug bisa dicegah, cara tidak menggunakan antibiotik sembarangan.

Antibiotik tidak boleh digunakan sembarangan, harus mengikuti resep dan petunjuk dokter.

“Misalnya diresepkan antibiotik lima hari, jangan diminum hanya satu hari, enggak bisa seperti itu. Itu yang memicu akhirnya superbug berubah bentuk,” kata Yulia.

(Redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat