Minggu, 6 Oktober 2024

Ketombe Bisa Jadi Tanda Awal Gejala HIV

Kamis, 5 Januari 2023 17:0

ILUSTRASI - Wanita berketombe. / Foto: IST

IDENESIA.COTanda awal HIV bisa dikenali dengan ciri-ciri ketombe hal ini disampaikan seorang dokter kulit telah membagikan video di tiktok.

"Ketombe dengan dasar kulit kemerahan (dermatitis seboroik) merupakan penyakit kulit paling sering pada pasien HIV (85-95% kasus)," tulis akun TikTok dr. Jhauharina, SpDV, yang merupakan seorang dokter kulit.

 Video yang dibagikan satu hari lalu itu banyak mendapat komentar dari warganet. Banyak di antara mereka yang tidak percaya dan minta penjelasan lebih lanjut.
 
"Ka kalo edukasi yang lengkap soalnya itu blum spesifik," komentar salah satu netizen.

"Mohon jelasin dok," tanya yang lainnya.

"Seriuss..... heemmm gak percaya," tambah netizen lainnya.

Dalam video lainnya, dokter tersebut menjelaskan bagaimana ketombe bisa disebut sebagai tanda awal HIV.

"Ketombe adalah salah satu gejala dari dermatitis seboroik, yang biasanya disertai dengan gejala lain, yaitu kulit kemerahan dan sensasi rasa gatal. Biasanya mengenai area kulit kepala, wajah, lipatan dan belakang telinga," jelasnya.

Dia juga mengatakan kalau dermatitis seboroik sangat berkaitan dengan HIV. Beberapa penelitian mengatakan penyakit kulit yang banyak terjadi pada pasien HIV ialah dermatitis seboroik.

Dokter tersebut mengatakan dermatitis seboroik itu timbul akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh, sehingga pada penderita HIV, dermatitis seboroik dapat digunakan sebagai indikator evaluasi perburukan penyakit.

Menurutnya, sebagian besar penderita HIV akan mengalami dermatitis seboroik. Namun, bukan berarti orang yang ketombean positif HIV.

Dilansir Mayo Clinic, tanda dan gejala awal HIV yang mungkin terjadi ialah:

  • Demam
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot dan nyeri sendi
  • Ruam
  • Sakit tenggorokan dan luka mulut yang menyakitkan
  • Pembengkakan kelenjar getah bening, terutama di leher
  • Diare
  • Penurunan berat badan
  • Batuk
  • Keringat malam

(Redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat