Saat permukaan air pasang, seluruh lapangan terbang ikut terendam pada 16 September 1974.
Dampaknya, lapangan ditutup sejak 5 Oktober 1974.
Pemerintah bergerak cepat melakukan perbaikan selama satu bulan.
"Karena kondisi lapangan makin lama semakin turun dan hanya dapat didarati satu hari sekali. Akhirnya pada 13 November 1974 ditutup sama sekali.
Setelah itu dilakukan perbaikan darurat diadakan untuk beberapa kali pendaratan khusus dan akhirnya pada 13 Desember 1974 diadakan pembongkaran plate dan dilanjutkan dengan pembuatan lapangan udara yang permanen dengan proyek peningkatan," dikutip dari buku berjudul: Kotamadya Samarinda dan Pembangunan (1986), dirilis Pemkot Samarinda.
Biaya perbaikan lapangan terbang cukup besar kala itu.
Perbaikan dilakukan dalam dua skema pembiayaan.
APBD Kaltim tahun 1974 hingga 1975, dialokasikan sebesar Rp150 juta, kurs rupiah tahun itu.