Diduga adanya tanaman yang mereka sebut dengan tanaman Krastoelang.
"Tumbuhan yang dimaksud adalah krastoelang (chloranthus officinalis)—tumbuhan liar yang menurutnya banyak ditemui di pulau Jawa," tambahnya.
Masyarakat berdatangan untuk membeli tanaman tersebut.
Laporan Blume tersebut lantas sampai hingga ke pemerintah kolonial.
Blume yang juga merupakan pejabat Dinas Kesehatan Hindia-Belanda, telah menulis kepada Residen Cheribon (sekarang Cirebon).
Blume yang saat itu merangkap sebagai Direktur Kebun Raya Bogor (menggantikan Caspar Rainwardt), telah melakukan kajian mendalam terhadap jenis-jenis tumbuhan di Nusantara, serta kegunaannya sebagai pengobatan herbal yang diyakini oleh penduduk lokal.
Krastoelang telah lama diedarkan di pasar-pasar tradisional di Cirebon.
Masyarakat telah meyakini beragam khasiat yang didapat dari tanaman Krastoelang itu sendiri.
Penjualannya telah masif bahkan jauh sebelum abad ke-19, saat Blume pertama kali menemukannya.
Sebagaimana diketahui oleh Blume, Indonesia memiliki beragam tumbuhan obat yang memiliki banyak khasiat.
"Sebanyak 1.300 spesies tanaman obat hidup di hutan-hutan Indonesia," tulis Roosita.
Katrin Roosita bersama tim telah mengemukakan tanaman yang berpotensi sebagai pengobatan tradisional yang dimuat dalam jurnal Media Gizi & Keluarga.
Jurnalnya berjudul Penggunaan Tanaman Obat oleh Pengobat Tradisional di Desa Sukajadi Wilayah Hutan Wisata Curug Nangka, Bogor. Tulisannya dipublikasi pada tahun 2006.
"Umumnya masyarakat telah memiliki keterampilan dan pengetahuan untuk mengolah tanaman obat," tambahnya.