IDENESIA.CO – Revitalisasi Pasar Pagi bukan sekadar proyek fisik yang mengubah wajah bangunan tua menjadi gedung baru berlantai tinggi. Lebih dari itu, proyek ini menjadi momentum pembenahan tata kelola fasilitas publik di Samarinda menuju arah yang lebih modern, transparan, dan berbasis teknologi.
Salah satu aspek yang paling mencolok dari transformasi ini adalah sistem pengelolaan parkir. Pemerintah Kota Samarinda, melalui Dinas Perhubungan (Dishub), kini mengambil alih pengelolaan parkir di gedung baru Pasar Pagi sebagai langkah awal menuju penerapan sistem modern.
“Kami ingin memastikan semuanya tertata dengan baik. Sebelum proses administrasi selesai dan jika nanti ada kerja sama dengan pihak ketiga, sementara ini Dishub yang mengelola dulu tujuannya agar pengelolaan parkir tetap tertib dan tidak menimbulkan masalah di masa awal operasional,” ujar Boy Leonardo Sianipar, Kepala Bidang Lalu Lintas Jalan (Kabid LLJ) Dishub Samarinda, Senin (27/10/2025).
Menurutnya, penugasan sementara Dishub ini sudah disepakati bersama Dinas Perdagangan (Disdag) Samarinda. Langkah ini dinilai penting untuk memastikan seluruh fasilitas pendukung di Pasar Pagi, termasuk area parkir, dapat berfungsi secara tertib begitu pasar diresmikan pada Desember 2025.
Transparansi dan Ketertiban Jadi Fokus Utama
Boy menegaskan, Dishub tidak ingin pengelolaan parkir di Pasar Pagi hanya menjadi rutinitas administratif, tetapi harus menjadi contoh tata kelola yang akuntabel dan berorientasi pada pelayanan publik.
Ia menilai sektor perparkiran kerap menjadi sorotan karena rawan kebocoran pendapatan dan ketidaktertiban di lapangan. Oleh karena itu, sejak tahap awal, Dishub berkomitmen menata sistem ini secara profesional dan terbuka.
“Kami tidak mau ada kesalahan administrasi yang berpotensi menjadi temuan di kemudian hari. Semua proses harus tertib, transparan, dan sesuai aturan,” tegas Boy.
Selain pengawasan ketat di lapangan, Dishub juga sedang menyiapkan sistem pengelolaan digital yang memungkinkan pencatatan retribusi parkir dilakukan secara real-time, sehingga laporan pendapatan bisa diaudit kapan saja.
“Kami mau sistem parkir ini juga bisa modern dan aman. Aman dalam arti kebocoran pendapatan bisa ditekan seminimal mungkin. Kalau sistem cashless diterapkan dengan baik, potensi kebocoran bisa dibilang hampir tidak ada,” terangnya.
Menuju Sistem Parkir Non-Tunai dan Minim Kebocoran
Transformasi besar juga akan terjadi pada sistem pembayaran. Dishub berencana menerapkan sistem parkir non-tunai (cashless) di area Pasar Pagi. Sistem ini akan terintegrasi dengan aplikasi pembayaran elektronik, seperti e-wallet dan kartu debit, sehingga masyarakat tidak lagi perlu membayar secara tunai.
Boy menjelaskan, langkah ini bukan semata mengikuti tren, tetapi merupakan strategi konkret untuk menutup celah kebocoran pendapatan dan memastikan seluruh retribusi masuk ke kas daerah.
“Cashless ini bukan hanya soal gaya hidup modern, tapi juga soal efisiensi dan transparansi. Sekarang orang jarang membawa uang tunai jadi sistem ini justru memudahkan masyarakat. Kita sudah lihat contohnya di tol, semua sudah non-tunai, dan masyarakat bisa beradaptasi,” jelasnya.
Kontribusi bagi Pendapatan Asli Daerah
Dishub menilai Pasar Pagi memiliki potensi besar sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD), khususnya dari sektor retribusi parkir. Dengan sistem pengelolaan yang tertib dan digitalisasi transaksi, pemerintah berharap penerimaan dari sektor ini bisa meningkat signifikan.
“Kami ingin memastikan potensi PAD dari parkir bisa maksimal. Kalau sistemnya bagus dan kebocoran kecil, penerimaan daerah tentu meningkat. Ini bagian dari upaya membangun tata kelola yang sehat dan akuntabel,” ujar Boy.
Selain Pasar Pagi, Dishub Samarinda juga tengah melakukan evaluasi pengelolaan parkir di beberapa pasar lain di Samarinda untuk menerapkan sistem serupa secara bertahap.
Ikon Baru Kota Tepian
Pasar Pagi Samarinda selama puluhan tahun dikenal sebagai denyut ekonomi utama Samarinda. Revitalisasi yang kini mendekati akhir bukan hanya memperindah wajah kota, tetapi juga mencerminkan perubahan paradigma pengelolaan fasilitas publik.
Gedung baru yang menjulang di tepi Sungai Mahakam itu diharapkan menjadi ikon perdagangan modern yang tetap berpijak pada semangat pasar tradisional tempat ribuan pedagang menggantungkan hidup mereka.
“Pasar Pagi ini sedang jadi sorotan. Jadi kami pun harus ekstra hati-hati dan teliti. Kami ingin semua berjalan lancar, baik dari sisi teknis, pelayanan, maupun administrasi. Nanti setelah sistemnya stabil dan seluruh proses selesai, barulah akan kita evaluasi apakah perlu kerja sama dengan pihak ketiga,” katanya.
Ia menjelaskan menutup dengan optimisme bahwa sistem parkir baru di Pasar Pagi akan menjadi tonggak perubahan bagi pengelolaan fasilitas publik di Samarinda.
“Kami ingin Pasar Pagi menjadi contoh bagaimana fasilitas publik bisa dikelola modern, tertib, transparan, dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat serta daerah,” tutup Boy optimistis.
(Redaksi)