Minggu, 6 Oktober 2024

Kabar Nasional Terkini

Sejarah Gempa dan Tsunami di Laut Flores, Ternyata Sudah Muncul Sejak 200 Tahun Silam

BMKG Akhiri Peringatan Dini Tsunami di NTT

Selasa, 14 Desember 2021 20:10

Ilustrasi Tsunami. Ilustrasi tsunami. Menelisik sejarah gempa dan tsunami di Laut Flores, ternyata sudah muncul sejak 200 tahun silam. BMKG akhiri peringatan dini tsunami di NTT, Selasa (14/12/2021).

IDENESIA.CO - Gempa bumi 7,5 SR mengguncang wilayah Indonesia Timur, Selasa (14/12/2021) sekira 11.20 Wita.

Persisnya, gempa bumi berpusat di Larantuka, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur ( NTT).

Fenomena alam tersebut lantas menjadi sorotan nasional.

Lantaran gempa berkekuatan besar di wilayah timur Indonesia tersebut berpotensi menciptakan bencana tsunami.

Namun kabar terbaru, BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami di NTT.

Nah, belakangan diketahui gempa di Flores bukan kali pertama terjadi pada Selasa 14 Desember 2021.

Jika menelisik sejarah gempa dan tsunami di Laut Flores, ternyata sudah muncul sejak 200 tahun silam. 

Ya, 29 tahun lalu gempa dahsyat dengan magnitudo 7,8 di Laut Flores telah membangkitkan tsunami.

Tepatnya pada 12 Desember 1992.

Sedikitnya 2.500 orang meninggal, 500 orang hilang, lebih dari 500 orang luka-luka dan lebih dari 5.000 orang mengungsi.

Gempa dan tsunami kala itu juga merusak lebih dari 18.000 rumah.

Hal itu diungkapkan Koordinator Bidang Mitigasi Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono.

Lebih lanjut, kata dia, sebelum peristiwa 12 Desember 1992, pada 29 Desember 1820 gempa kuat yang diperkirakan memiliki magnitudo M7,5 dan berpusat di laut Flores juga memicu tsunami di Flores hingga Sulawesi Selatan.

Di Bulukumba korban meninggal akibat tsunami mencapai sekitar 500 orang.

Sejak tahun 1800an di busur Kepulauan Sunda Kecil (Bali, NTB, NTT) setidaknya sudah terjadi lebih dari 22 kali tsunami.

Jika dirata-rata maka setiap 11 tahun terjadi satu kali tsunami di wilayah ini.

Menurutnya, gempa Laut Flores M 7,4 yang terasa kuat di Ruteng, Maumere, hingga Lembata dan berpotensi tsunami hari ini merupakan alarm untuk masyarakat.

Lantaran sumber gempa sesar aktif yang mampu memicu gempa kuat ternyata masih banyak dan belum teridentifikasi serta terpetakan.

Untuk diketahui, hingga pukul 16.40 WIB hasil monitoring BMKG menunjukkan telah terjadi gempa susulan sebanyak 75 kali pasca gempa M7,4 berpotensi tsunami.

Kerusakan bangunan akibat gempa bumi 7,5 SR terjadi di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan.

Daerah ini adalah wilayah terdekat dari Nusa Tenggara Timur.

Informasi dari BMKG, lokasi gempa berada 113 km barat laut Larantuka, NTT tepatnya di 7.59 lintang selatan dan 122.24 bujur timur.

Gempa tersebut memicu munculnya peringatan dini tsunami di beberapa daerah, yaitu Sulawesi Selatan ( Sulsel ), Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, dan Maluku.

Di Sulsel, tepatnya di Kabupaten Kepulauan Selayar, daerah di Sulsel paling dekat dengan NTT, terjadi kerusakan bangunan.

Rumah warga ambruk akibat guncangan gempa.

Sejumlah warga membagikan foto-foto melalui grup WhatsApp dan media sosial Facebook.

Jarak Larantuka dengan Selayar sekitar 350-an Km dan kedua daerah itu dipisahkan Laut Flores.

Belum diketahui, apakah ada korban jiwa atau tidak.

Tips Selamatkan Diri dari Gempa

Berikut tindakan yang perlu kamu lakukan saat gempa terjadi.

1. Tetap tenang

Saat gempa terjadi, berusahalah untuk tidak panik dan tetap tenang! Tarik napas dalam-dalamnya, lalu lihatlah keadaan sekitar dan pilihlah spot yang aman untuk berlindung.

2. Di dalam rumah

Jika pada saat gempa sedang berada di dalam penginapan, berusahalah menyelamatkan diri dan orang yang ada di sekitarmu. Meja adalah tempat terbaik untuk berlindung dari benda-benda yang berjatuhan akibat gempaSetelah itu, lindungi kepala dengan benda empuk. Misalnya bantal, helm, papan, atau yang paling praktis kamu bisa menggunakan kedua tangan dengan posisi tertelungkup.

3. Di luar ruangan

Jika pada saat gempa terjadi kamu sedang berada di luar ruangan tindakan pertama yang harus dilakukan adalah bergerak menjauhi gedung dan tiang lantas menuju daerah terbuka. Tetap tenang dengan menarik napas dalam-dalam dan jangan lakukan apapun. Sebab, biasanya setelah gempa pertama akan terjadi gempa susulan.

4. Di kerumunan

Gempa bisa terjadi kapan saja. Jika saat itu kamu sedang berada di kerumunan, biasanya akan terjadi kepanikan. Untuk mengindari hal tersebut. kamu bisa perhatikan arahan petugas penyelamat dan usahakan langsung menuju ke tangga darurat untuk menuju ke daerah terbuka.

5. Di gunung atau dataran tinggi

Jika gempa terjadi saat kamu sendang berada di gunung, bergeraklah menuju daerah lapang untuk berlindung. Hindari daerah dekat lereng karena dipastikan akan menimbulkan longsor dan mengancam keselamatan jiwa.

6. Di laut

Gempa di bawah laut bisa menimbulkan gelombang tsunamiJika gempa itu terjadi, bergeraklah ke dataran yang lebih tinggi.

7. Di dalam kendaraan

Bagi yang sedang melakukan perjalanan saat terjadi gempa, berpeganglah erat agar tak terjatuh. Berhentilah di tempat yang lapang dan berhentilah di sana.

Hingga dua jam usai gempa bumi di Nusa Tenggara Timur, tidak ada penambahan ketinggian air laut secara signifikan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun resmi mencabut peringatan dini tsunami pasca gempa magnitodo 7,4 yang mengguncang wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (14/12/2021).

Kendati demikian warga diminta untuk tetap waspada.

Pencabutan peringatan dini itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers Selasa.

Rita menuturkan, 2 jam setelah gempa pertama kali terjadi pada pukul 11.20 Wita, tidak terdeteksi kenaikan permukaan air laut.

"Sekarang sudah 2 jam setelah kejadian sekarang sudah pukul 13.24, artinya sudah lebih dari 2 jam setelah kejadian dan tidak terdeteksi kenaikan muka air laut lagi, maka peringatan dini tsunami dinyatakan telah berakhir," kata Rita, dalam siaran langsung di kanal YouTube InfoBMKG.

Rita meminta kepada kepada daerah di NTT untuk bisa menginformasikan kepada warga soal berakhirnya peringatan dini tsunami ini.

"Artinya sudah bisa kembali ke tempat masing-masing," kata Rita.

Namun, dirinya mengimbau, apabila warga kembali merasakan guncangan kuat di tepi pantai, tidak perlu menunggu sirene, agar kembali ke tempat yang aman atau lebih tinggi. (redaksi)

Tag berita:
IDEhabitat