Jumat, 5 Juli 2024

Asal-usul dan Sejarah

Sederet Fakta Tembakau Indonesia, Ternyata Bukan Tanaman Khas Nusantara

Menelusuri Asal-usul Budaya rokok

Senin, 13 Desember 2021 17:31

Ilustrasi tembakau. Sederet fakta tembakau Indonesia, ternyata bukan tanaman khas Nusantara. Menelusuri jejak dan asal-usul budaya rokok.

IDENESIA.CO - Simak sederet fakta tembakau dan perkembangan budaya merokok di Indonesia.

Ternyata tembakau bukan tanaman khas yang berasal dari Nusantara.

Kendati Indonesia jadi negara penghasil tembakau terbaik di dunia, namun faktanya pengaruh penyebaran dibawa pelaut Spanyol.

Kala itu tembakau pertama kali diperkenalkan orang Spanyol di Asia pada abad ke-16, persisnya di Filipina.

Hal itu diungkapkan, sejarawan Belanda Berbard Hubertus Maria Vlekk dalam Nusantara: History of Indonesia.


Ilustrasi tembakau.

Pelaut Spanyol diperkirakan memperkenalkan tembakau ke Filipina, setelah dibawa dari Mexico dan tiba di Nusantara pada 1575.

Kemudian persebarannya kian masif seiring dengan penanamannya di Asia Tenggara.

Sementara dalam buku Kretek, Pusaka Nusantara tulisan Thomas Sunaryo, merekam bagaimana sejarah tembakau masuk ke Indonesia.

Pengajar tetap Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia mengungkap bahwa masyarakat Nusantara sudah menghisap rokok, setelah mengadopsi kebiasaan para penjajah.

Hal itu terekam dalam laporan utusan VOC tentang Sultan Agung yang menghisap rokok dengan pipa.

Kemudian dalam Babad Ing Sangkala juga mengisahkan para bangsawan Jawa sudah merokok tembakau pada masa pemerintahan Senopati di Kesultanan Mataram.

Tanaman tembakau (Nicotiana tabacum), bunga dan bijinya, dibatasi oleh enam adegan yang menggambarkan penggunaannya oleh manusia.

"Masyarakat bawah dan priyayi mengembangkan kebiasaan menhisap rokok dengan mencampurnya dengan beberapa unsur perasa dan aroma lokal yang ada dan sudah lebih tua sejarah penggunaannya seperti misalnya uwur, klembak, menyan hingga cengkeh," tulisnya.

"Hal ini harus dimaknai sebagai awal lahirnya sebuah kebiasaan asli dan baru masyarakat nusantara. Hal ini tidak aneh dikarenakan masyarakat agraris yang sebelah kakinya telah melangkah ke dalam alam industri ini, seperti kita ketahui bersama, masih berada pada masa kesadaran mistis."

Kebiasaan rokok, dupa, menyan, hingga opiuum saat itu menjadi hal yang 'wajib' bagi masyarakat Jawa.

Tak heran, sampai sekarang rokok kretek dan minuman favorit seperti kopi dan teh juga digunakan sebagai sesajen untuk mendoakan leluhur.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat