Minggu, 7 Juli 2024

Sejarah Tongkat Sakti Bung Karno

Jumat, 16 Desember 2022 16:0

POTRET - Tongkat Soekarno. / Foto: Net

IDENESIA.CO -  Sebagai Presiden, Bung Karno memiliki penampilan khas yakni mengapit tongkat komando. Tongkat ini mulai dipakai Soekarno sejak 1952, tepatnya setelah peristiwa demonstrasi 17 Oktober 1952.

Roso Daras, penulis buku "Soekarno, Serpihan Sejarah yang Tercecer",menuliskan bahwa Bung Karno memiliki tiga Tongkat Komando yang bentuknya sama. Satu tongkat yang ia bawa saat keluar negeri, satu tongkat untuk berhadapan dengan para Jenderalnya, dan satu tongkat lagi yang selalu ia bawa saat berpidato.

Tongkat Bung Karno terbuat dari kayu yang disebut dengan Pucang Kalak. Pucang adalah pohon, pohon Pucang. Pohon kayu tidak tumbuh di satu tempat saja. Sedangkan Kalak adalah nama tempat di utara Pacitan, Jawa Timur.

Pucang adalah jenis kayu, sedangkan Kalak adalah nama tempat di selatan Ponorogo, atau utara Pacitan. Di pegunungan Kalak terdapat tempat persemayaman keramat. Di atas persemayaman itulah tumbuh pohon pucang. Ada begitu banyak jenis kayu pucang, tetapi dipercaya pucang kalak memiliki ciri khas.

Salah satu tongkat komando yang biasa dibawa Bung Karno semasa menjadi Presiden RI ke I kini keberadaannya diklaim ada di Pangandaran. Tongkat berukuran kurang lebih 53 centimeter yang terbuat dari kayu pohon kelapa tersebut pada ujung atas dan bawahnya terdapat tembaga berwarna kekuningan.

Soekarno diyakini memiliki tongkat sakti sebagai salah satu pusaka sakti yang sering ia bawa ke mana-mana. Tongkat ini diyakini menjadi penyelamatnya dari berbagai upaya pembunuhan yang menyerangnya sampai 7 kali.

Tongkat komando adalah alat yang digunakan sebagai simbol jabatan kewilayahan dan kesatuan di lingkungan militer, kepolisian, dan kejaksaan. Alat yang kebanyakan terbuat dari kayu ini biasanya menjadi bagian dari upacara serah-terima jabatan.

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat