IDENESIA.CO – Proses perburuan pelatih baru untuk menakhodai Timnas Indonesia memasuki babak yang semakin menarik dan penuh teka-teki. Meskipun Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menegaskan adanya daftar lima kandidat yang sedang didekati, identitas mereka dirahasiakan. Namun, dalam satu pekan terakhir, tirai misteri itu perlahan tersingkap setelah media massa asing mengungkap ketertarikan dan komunikasi awal dengan tiga sosok pelatih.
Tiga nama yang kini menjadi topik hangat Timur Kapadze (Uzbekistan), Heimir Hallgrímsson (Islandia), dan Jesus Casas (Spanyol) menawarkan profil taktis dan pengalaman yang sangat beragam, menunjukkan bahwa PSSI tengah mempertimbangkan opsi yang luas dan tidak terpaku pada satu gaya kepelatihan tertentu.
Latar belakang ketiga kandidat yang bocor ke publik memberikan gambaran tentang arah strategis yang mungkin diambil PSSI:
1. Timur Kapadze – Disiplin dan Kekuatan Asia Tengah
Timur Kapadze, pelatih yang diisukan pertama kali oleh kantor berita Uzbekistan, membawa rekam jejak yang solid di kawasan Asia Tengah. Uzbekistan dikenal dengan gaya bermain yang mengandalkan disiplin tinggi, organisasi pertahanan yang kokoh, dan kekuatan fisik.
Pengalaman Kapadze di Asia berpotensi menjadi aset berharga, mengingat Timnas Indonesia akan lebih sering berhadapan dengan lawan-lawan sejenis di kompetisi kontinental. Minat Kapadze untuk melatih Garuda, meskipun baru sebatas pembicaraan awal tanpa tawaran resmi, mengindikasikan bahwa Indonesia mulai dipandang sebagai proyek menarik di mata pelatih Asia.
2. Heimir Hallgrímsson – Keajaiban Underdog dari Islandia
Kehadiran nama Heimir Hallgrímsson, pelatih asal Islandia, adalah kejutan yang paling signifikan. Pengalamannya yang paling fenomenal adalah saat memimpin Timnas Islandia meraih hasil fantastis di Euro 2016, sebuah kisah underdog yang mendunia. Hallgrímsson dikenal dengan filosofi pragmatis, kolektivitas tim yang luar biasa, dan kemampuan memaksimalisasi potensi skuad yang terbatas.
Saat ini, ia masih terikat kontrak dan berfokus menangani Timnas Irlandia dalam Kualifikasi Piala Dunia. Meskipun demikian, Hallgrímsson tidak menampik adanya penawaran dari Indonesia, menunjukkan PSSI berani mendekati pelatih yang memiliki pengalaman memimpin tim nasional di turnamen besar Eropa, suatu hal yang mungkin diperlukan Indonesia untuk meningkatkan mentalitas bersaing.
3. Jesús Casas – Tiki-Taka Versi Asia dan Pengalaman Irak
Jesús Casas, mantan pelatih Timnas Irak, membawa sentuhan taktik Spanyol yang menekankan pada penguasaan bola dan permainan teknikal. Isu mengenai Casas datang dari media Irak, yang mengklaimnya diminati PSSI.
Meskipun berasal dari Spanyol, Casas memiliki pengalaman menangani tim Asia, menjadikannya jembatan antara gaya sepak bola Eropa dan pemahaman akan tantangan di kawasan Asia. Pengalamannya memimpin Irak menunjukkan kemampuannya bekerja di bawah tekanan di kawasan yang memiliki tuntutan tinggi terhadap hasil.
Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, secara konsisten menjaga kerahasiaan nama-nama kandidat, sebuah langkah yang dinilai bijaksana untuk menjaga stabilitas proses negosiasi. Kebijakan ini bertujuan menghindari gangguan dari luar dan memastikan PSSI mendapatkan harga serta komitmen terbaik. Sebelum bocoran ini muncul, banyak nama dikaitkan, termasuk Bojan Hodak, namun tidak ada yang terkonfirmasi keakuratannya.
Kini, dengan terkuaknya tiga nama, fokus publik beralih pada pertanyaan yang lebih besar, siapakah dua calon pelatih Timnas Indonesia lainnya yang masih berada di bawah radar? Kerahasiaan dua nama ini mungkin mengindikasikan bahwa PSSI sedang mendekati pelatih dengan reputasi yang lebih besar atau memiliki pertimbangan strategis yang lebih sensitif.
Ketua Badan Tim Nasional (BTN) PSSI, Sumardji, menanggapi derasnya spekulasi dengan meminta publik untuk bersabar. Sumardji menegaskan bahwa PSSI memiliki waktu yang cukup panjang untuk menuntaskan proses penjajakan ini, karena kebutuhan soal pelatih tidak begitu mendesak.
Jadwal Timnas Indonesia memang relatif longgar. Agenda internasional terdekat, FIFA Matchday, baru akan dilaksanakan pada Maret 2026. Sementara turnamen besar terdekat adalah Piala AFF 2026, yang baru bergulir pada Juli-Agustus 2026.
Jeda waktu yang hampir enam bulan sebelum pertandingan resmi ini merupakan kesempatan emas bagi PSSI. PSSI dapat memanfaatkan waktu ini untuk:
- Melakukan due diligence yang komprehensif terhadap rekam jejak dan filosofi kepelatihan kelima kandidat.
- Menyusun kontrak yang detail dan memastikan pelatih terpilih memiliki visi jangka panjang yang selaras dengan cetak biru pengembangan sepak bola Indonesia.
- Memungkinkan pelatih terpilih untuk membangun tim kepelatihan dan mengamati Liga 1 secara menyeluruh sebelum memulai pemusatan latihan.
Dengan tiga nama dari daftar lima kandidat yang telah terkuak, PSSI kini berada di persimpangan untuk memilih antara gaya kepelatihan yang mengutamakan fisik dan disiplin ala Kapadze, pragmatisme dan kolektivitas ala Hallgrímsson, atau penguasaan teknikal ala Casas. Keputusan yang diambil akan sangat menentukan corak permainan dan nasib Timnas Garuda di kancah Asia Tenggara dan Asia di tahun-tahun mendatang.
(Redaksi)