Dilansir dari Wired, Kamis (17/7/2014), peneliti mengungkapkan bahwa penis teritip sangat sensitif, tapi mudah menyesuaikan diri dengan kondisi laut dan kepadatan populasi di lautan yang berbeda.
Kondisi air di mana teritip hidup secara bebas dapat memengaruhi ukuran dan bentuk penis mereka untuk melawan hantaman keras dari gelombang di perairan.
Di perairan yang tenang, teritip tumbuh panjang, serta memiliki penis yang fleksibel untuk menemukan pasangan sebanyak mungkin.
Sementara itu, teritip yang hidup di perairan berombak dan bergelombang memiliki penis yang lebih pendek dan lebih tebal.
Penis yang lebih tebal ini tidak memiliki kemampuan untuk meregang dengan jarak yang jauh dibandingkan dengan penis yang lebih tipis.
Tetapi, penis tebal ini memberikan manfaat lainnya, yaitu untuk menahan gelombang.
Bagi spesies teritip yang pindah dari perairan yang tenang ke wilayah yang lebih bergelombang akan menyesuaikan bentuk penisnya.
Menariknya, hewan yang tampak seperti kerang ini akan menumbuhkan penis mereka di setiap tahunnya sebelum memasuki musim kawin.
Bahkan, penis teritip disebut dapat meregang hingga delapan kali panjang tubuhnya.
Misalnya, spesies teritip Semibalanus balanoides yang dapat memanjangkan penisnya dengan meregang untuk menjangkau pasangannya.
Para peneliti percaya bahwa teritip biji ek Atlantik atau Balanus balanoides yang tinggal di daerah dengan sedikit berpenduduk memiliki lebih banyak lipatan di penis mereka, yang mengakibatkan spesies ini memiliki penis yang lebih panjang. (redaksi)