Minggu, 6 Oktober 2024

Asal-usul dan Sejarah

Menyibak Misteri Tanah Hitam Bercangkang Kerang di Kutai Lama, Membuka Rahasia Budaya Lampau di Kaltim

Delta Mahakam Purba yang Menggoda Pecinta Sejarah

Selasa, 28 Desember 2021 21:40

Menyibak misteri Tanah Hitam Bercangkang Kerang di Kutai Lama, Membuka Rahasia Budaya Lampau di Kaltim. (Tangkapan Layar YouTube)

Proses itu terjadi pada jutaan tahun silam.

Dalam pandangan kearkeologian, Muhammad Sarip, pegiat sejarah, dalam bukunya berjudul: Dari Jahitan Layar Sampai Tepian Pandan, Sejarah Tujuh Abad Kerajaan Kutai Kartanegara ( hlm 38, 2018), turut serta membahas fenomena itu.

Dalam tulisannya, Muhammad Sarip menyebut sebaran cangkang kerang dalam jumlah banyak dan tampak merata di kawasan Kutai Lama, dapat diinterpretasikan sebagai bagian dari hasil kebudayaan masa silam.

Cangkang kerang, yang kaya akan kandungan kalsium, dapat disetarakan dengan fungsi tulang sebagai bahan yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesuburan tanah. 

Budaya penyuburan dengan metode itu biasa disebut tebang-arang.

Peneliti dari Center for International Forestry Research (CIFOR) dalam jurnal "Forestry" tahun 2015 menyebutkan tentang keyakinan bahwa tanah hitam di Kalimantan Timur adalah sama halnya dengan yang di Amazon.

Konsep budidaya pertaniannya dianggap sama, yakni 'tebang-arang', yakni membakar sebagian pohon dan tanaman berbatang kayu untuk memperbaiki struktur tanah dan menyediakan penyimpanan nutrisi yang lebih tahan lama yang berasal dari berbagai sumber.

Budaya tebang-arang, masih dikenal dalam kegiatan pertanian masyarakat Kalimantan saat ini.

Hasil kebudayaan cipta karya rasa manusia juga ditemukan di lapisan tanah kehitaman Kutai Lama.

Selain cangkang kerang, terdapat juga fragmen keramik pecahan piring, gelas maupun perangkat rumah tangga lain berukuran tebal 1 cm yang tampaknya merupakan bagian dari jejak peradaban Kutai Lama di masa silam, Muhammad Sarip (2018).

Berbagai dugaan masih menyelimuti tanah kehitaman di Kutai Lama.

Perlu dilakukan penelitian mendalam membuka rahasia yang masih tersimpan rapi di sana.

Apakah merupakan bagian dari fenomena alam yang lazim ditemui untuk kawasan yang pernah menjadi bagian dari muara sungai menuju laut lepas, atau malah merupakan hasil dari produk kebudayaan di masa silam, Muhammad Sarip (2018). (Er Riyadi)

Halaman 
Tag berita:
IDEhabitat