IDENESIA.CO - Mari menelusuri asal-usul Saminisme dan ajarannya di Indonesia.
Saminsime bukan hanya dikenal sebgai sekte kepercayaan saja.
Pada mulanya ia merupakan gerakan pemberontakan terhadap kolonialisme dan imperialisme sekira medio tahun 1900 di tanah air.
Khususnya gerakan tersebut muncul di Blora alias Randoeblatoeng.
Pada masa itu pemerintah kolonial membuat kebijakan pembatasan pengelolaan hutan Randoeblatoeng.
Hal itu jelas merugikan masyarakat pribumi, dan hanya menguntungkan perut kolonial yang sadar bahwa pasar kayu jati di Eropa tengah naik daun.
Samin Surosentiko menjelma menjadi sosok penggerak kesadaran masyarakat untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dan imperialisme.
Ya, Samin Surosentiko merupakan seorang tokoh yang disegani di wilayah Blora.
Ia lahir pada 1859 di desa Klopo Duwur, sekitar Randoeblatoeng, Blora.
Ia menginisiasi pergerakan rakyat dalam menentang praktik kolonialisme dan imperialisme yang merugikan rakyat Blora.
Hal itu bermula dari peran tangan Boschwezen (Djawatan Kehutanan Hindia-Belanda).
Boschewezen menetapkan status houtvesterijen (Pengelolaan lahan hutan di beberapa hutan di Blora, termasuk diantaranya, hutan Randoeblatoeng.
Penetapan status itu bukan tanpa alasan, mengingat Belanda tengah tergiur dengan hasil penjualan kayu jati yang bernilai di Eropa.
Penetapan houtvesterij Randoeblatoeng tak memengaruhi seorang Samin Surosentiko.
Ia tetap abai dan teguh terhadap pendiriannya.
Tak heran, jika ia kerap kali keluar masuk bui akibat tindakan yang ia lakukan.
Tindakannya dianggap ilegal, karena dianggap mencuri kayu jati milik pemerintah.