4. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas di sektor pertambangan, migas, minerba, serta energi terbarukan, terutama mengingat banyaknya pejabat Kementerian ESDM yang terlibat kasus korupsi dalam tiga tahun terakhir.
5. Menyusun strategi hilirisasi yang sejalan dengan pengembangan energi ramah lingkungan dan pencegahan krisis iklim.
6. Memperkuat pembinaan dan pengawasan sebagai syarat untuk digitalisasi proses perizinan.
7. Mengendalikan produksi batubara dan mineral kritis yang tidak terkendali, mengingat bahwa produksi batubara saat ini jauh dari target RUEN dan permintaan mineral kritis yang meningkat dapat berdampak negatif pada lingkungan dan masyarakat.
8. Mengintegrasikan dan memperkuat Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosial (GEDSI) di seluruh rantai nilai sektor ESDM, termasuk perlindungan lingkungan dan penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia.
“Ini adalah delapan prioritas utama yang harus dihadapi Menteri Bahlil sebagai Menteri ESDM yang baru. Tantangan ini merupakan bagian dari upaya perbaikan tata kelola sektor energi dan sumber daya alam di masa depan,” kata Aryanto.
(tim redaksi)